Fahri Hamzah: Indonesia Lahir Dari Kegiatan Berfikir, Bukan Infrastruktur Bangunan

Eramuslim – Indonesia lahir dari proses berfikir sekelompok orang secara terbatas. Namun, kian lama menjadi gelombang yang menabrak lintas batas primordial yang akhirnya menjadi perasaan dan fikiran bersama.

Demikian dikatakan Wakil Ketua DPR dalam acara Deklarasi Gerakan Arah Baru Indonesia (GARBI) Kota Binjai, Sumatera Utara, di Koetaradja Coffee, Sabtu (17/11), dengan tema “Menjemput Pemimpin dan Arah Baru Indonesia”.

Karena Indonesia lahir dari proses berfikir, kata Fahri, krisis yang paling besar di republik ini, tidak akan terjadi akibat krisis ekonomi. Pasalnya, ekonomi di Indonesia berbasis sumber daya alam.

“Saya baru menulis buku yang judulnya itu ‘Mengapa Indonesia Belum Sejahtera’, di samping kalau kita membandingkan secara statistik, memang Indonesia masuk ke dalam kategori belum sejahtera,” ujarnya.

Menurut politisi dari PKS itu, kalau dibandingkan dengan negara-negara yang merdeka bersamaan dengan Indonesia, income per capita Indonesia masih terkategori rendah, hanya 3.800 atau maksimal 4.000 US Dolar per tahun per orang, yang jika dirupiahkan belum mencapai 50 juta per tahun per orang.

“Bahkan ada yang lebih rendah dari pada itu. Itu rata-rata. Dan, kalau ada yang rata-ratanya segitu artinya ada yang 20, ada yang 10 dan seterusnya ke bawah. Sementara negara seperti Malaysia sudah belasan sekarang, Thailand sudah 8 ribu, dan bahkan Vietnam yang baru sudah 6 ribu. Kalau kita sebut China, negara itu sudah 15 ribu, Korea Selatan sudah 24 ribu. Apalagi Singapura sudah 50-an ribu, begitu juga Jepang yang pada saat kita merdeka, mereka dihujani bom atom yang menghancurkan Hirosima dan Nagasaki, mereka 40.400, sementara kita masih 3.800,” ungkapnya.