Fahri Hamzah: Indonesia Lahir Dari Kegiatan Berfikir, Bukan Infrastruktur Bangunan

Dalam kategori itu, kata Fahri, angka secara statistik Indonesia masih sangat rendah. Tetapi, Indonesia tidak akan seperti Venezuela atau negara-negara Amerika Latin sekarang.

“Rasanya kalau kita ini, di antara sebabnya kita nggak merasa miskin itu adalah karena kemiskinan itu disedot dalam satu sistem yang luar biasa. Saya sering katakan bahwa agama yang membuat kita merasa tidak pernah miskin, karena selalu mengajarkan untuk bersyukur dan menerima kehidupan ini apa adanya,” katanya.

Bukan hanya itu, lanjut Fahri, agama juga punya prosesi pengentasan kemiskinan. Terdapat zakat, infak dan sedekah, paling tidak sebulan (bulan Ramadhan).

“Agama mengafsur ketidakmampuan negara dalam mengatasi kemiskinan,” ucap Anggota DPR asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu.

Tak hanya itu, lanjut Fahri, dalam sistem keluarga juga diajarkan menyerap kemiskinan.

“Semua ditopang dan diserap dalam sistem keluarga. Begitu juga dengan sistem sosial,” ucapnya.

Selanjutnya, di hutan, laut, maupun sungai, masih menopang kemiskinan rakyat Indonesia. Jadi, Indonesia sulit terjadi krisis ekonomi. Krisis di Indonesia ini akan terjadi, apabila yang langkah awal membentuk Indonesia, berupa fikiran-fikiran yang menggeliat itu hilang.

“Ini yang sering saya ingatkan kepada Bapak Presiden yang terlalu sibuk membangun infrastruktur fisik, tetapi jarang bercakap-cakap dengan rakyat. Yang menghancurkan Indonesia bukan ketiadaan infrastruktur fisik, yang menghancurkan Indonesia itu, ketika fikiran tidak dihormati. Infrastruktur berfikir dan percakapan sesama warga negara itu yang tidak ada. Itu yang akan menghancurkan bangsa Indonesia. Itu lah kegelisahan yang kita hadapi sekarang ini, Karena percakapan tidak lagi menemukan strukturnya yang baik,” pungkasnya. (rmol)