FNI; Nelayan Cina Jadi Agen Intelejen di Perairan Indonesia Benar Adanya

Eramuslim – Front Nelayan Indonesia (FNI) menyebut keberadaan nelayan proxy China benar adanya. Mereka melakukan konfrontasi terhadap wilayah kedaulatan laut Indonesia yang berbatasan langsung dengan Laut China Selatan.

Mungkin saja rakyat kaget bahwa Cina menjadikan nelayan sebagai intelijen dan proxy maritim. Tugasnya memberi informasi penting berbagai aktivitas nelayan antar negara, stok ikan, geografis, letak garis laut dan potensi pulau-pulau negara lain,” terang Ketua Umum Front Nelayan Indonesia (FNI) Rusdianto Samawa dalam keterangannya, Senin (4/6).

Rusdianto mengutip Zhang, bahwa Presiden Xi Jinping sebelum bertemu Presiden Joko Widodo pada tahun 2015, menyarankan nelayan untuk tidak hanya memancing dan menangkap ikan saja, tetapi juga menyebar ke seluruh laut negara-negara yang bekerjasama dengan pemerintah Cina untuk mengumpulkan informasi potensi pulau-pulau, samudera dan mendukung pembangunan pulau dan terumbu karang, kemudian akan diintegrasikan dalam kebijakan jalur silk road.

“Lebih lanjut Zhang katakan untuk menegakkan klaimnya Cina terhadap sembilan garis putus-putus Laut China Selatan, maka kebijakan negara menggunakan dan peralat nelayannya sebagai proxy dan memberikan mereka dukungan finansial dan politik untuk kegiatan memancing mereka di perairan yang diperebutkan,” ujar Rusdianto.

Menurutnya, salah satu contoh kasus proxy terhadap Indonesia yakni pada 19 Maret 2016, kapal nelayan Tiongkok, Kway Fey, dipegang oleh nelayan/orang Indonesia sebagai kapal patroli tetapi kegiatannya juga menangkap ikan secara ilegal di perairan Indonesia. Setelah memeriksa kapal di Pulau Bunguran, kemudian ditangkap 8 anggota ABK dan menyita kapal tersebut.

Dan menurut keterangan Supriyanto (2016), pada saat yang sama, kapal penjaga Laut Cina Selatan lainnya juga bermunculan di sekitarnya memasuki wilayah Indonesia yang dilengkapi dengan beberapa pucuk senjata. Kemudian, Angkatan Laut Indonesia memutuskan untuk mengusir mereka kembali ke perairan Laut China dan Angkatan Laut pun meninggalkan Kway Fey. Namun, ABK dan petugas penjaga Laut Cina menaiki perahu nelayan dan mengarahkannya menjauh dari Perairan Indonesia.