Gegara Beras Impor, Petani di Indramayu Kesulitan Jual Hasil Panen

Eramuslim.com – Feri Priatna, Ketua DPD Indramayu Persatuan Pengilingan Padi (Perpadi)  wilayah Indramayu-Cirebon ingin pemerintah berhenti mengimpor beras.

Hal ini disampaikan Feri kepada Cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno di acara Temu Wicara bersama Sandi di Pabrik beras CV. Fajar Niaga, Desa Widasari, Kecamatan Widasari, Jalan Simpang Tiga Desa Kongsi Jaya, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (18/12/2018).

Feri pun berharap, bila Sandi menang Pilpres 2019, ke depan Indonesia tidak lagi dibanjiri beras impor dari Negara lain.

“Jangan sampai Pak beras kita tidak laku karena maraknya beras impor. Kami sudah sulit menjual beras karena harganya tinggi, sementara beras impor dijual dengan harga murah,” ucap Feri.

Menanggapi hal ini, Sandi pun mengatakan, dirinya bersama Capres Prabowo Subianto sudah menyiapkan program buat para petani di Tanah Air. Salah satunya dengan melakukan tiga swasembada, yakni pangan, air dan enerji.

Sandi juga menegaskan, khusus untuk swasemba pangan, pihaknya akan mengambil kebijakan stop impor saat petani panen.

“Swasembada pangan menjadi program kami di tahun 2019. Selain penyerapan beras hasil petani di bulog akan ditingkatkan, Hadol beras lokal diutamakan,” ujarnya.

“Jangan lagi kita didikte oleh mafia pangan dan mafia impor. Jangan sampai yang makmur petani vietnam, bukan petani Indramayu. Perut masyarakat kita yang utama. Nomor satu adalah perut rakyat, presiden nomor dua,” tegas Sandi.

Sandi memgaku, bila menang dan mendapat mandat pada Pilpres 2019, dirinya akan menjadi pelayan masyarakat Indonesia.

“Prabowo-Sandi akan fokus pada penyediaan lapangan kerja dan harga-harga kebutuhan pokok yang terjangkau serta stabil. Termasuk harga pupuk dan obat-obatan untuk petani,” tuturnya.

“Kami akan perhatikan 182 ribu penggilangan padi termasuk untuk permodalan dan teknologinya, sehingga tenaga kerja terserap dan mampu meminimalisasi ongkos produksi,” imbuhnya.(kl/tsc)