Gerindra: Kalau Dollar Udah Rp.14.500, Pilpres Ga Ada Lagi

“Big data itu bisa analisis perilaku pemilih memperlihatkan bahwa kenaikan elektabilitas Pak Prabowo, meskipun tidak drastis, tapi meningkat terus itu berbanding elektabilitas Pak Jokowi yang turunnya lebih tajam. Kita yakin,” tutur Ferry.

Ferry mengungkapkan, ada beberapa indikator yang menyebabkan elektabilitas Jokowi terus menurun. Salah satunya adalah terus meroketnya nilai tukar rupiah terhadap dolar.

“Kalau rupiah (dolar terhadap rupiah) 14.500, nggak jadi pilpres kali. Udah berontak rakyat,” ujarnya.

Lembaga survei tersebut di antaranya Litbang Kompas. Menurut survei ini, elektabilitas Jokowi ada pada angka 55,9 persen. Elektabilitas Prabowo berada pada angka 14,1 persen pada survei teranyar ini.Sebelumnya, beberapa lembaga survei merilis hasil survei elektabilitas Jokowi dan Prabowo. Hasilnya, mayoritas lembaga survei menghasilkan elektabilitas Jokowi mengungguli Prabowo.

Kemudian, Survei Cyrus Network. Survei Cyrus dilakukan pada 27 Maret hingga 3 April. Survei Cyrus memaparkan elektabilitas capres berdasarkan top of mind saat ini. Elektabilitas Jokowi berada di angka 58,5 persen, sedangkan Prabowo di angka 21,8 persen.

Selanjutnya, ada Indikator Politik Indonesia yang merilis hasil survei Jokowi berada di angka 51,9 persen, sedangkan Prabowo di urutan kedua dengan 19,2 persen. Dan hari ini, Charta Politika merilis elektabilitas Jokowi unggul 51,2 persen, sedangkan Prabowo 23,3 persen.[dtk]