Gus Sholah: Jangan Hina Pribumi, Bisa Meledak Nantinya…

Eramuslim.com – Pimpinan Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, KH Solahuddin Wahid atau Gus Solah menyebut penghinaan rasial yang dilakukan pria Tionghoa terhadap Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Zainul Majdi sebagai pelajaran. Dia juga memperingatkan orang Tionghoa untuk tidak melecehkan umat Islam dan pribumi.

“Ini pelajaran bagi siapa pun juga, jangan sampai orang Tionghoa melecehkan umat Islam, melecehkan orang pribumi, itu kalau diteruskan bisa meledak nantinya,” kata Gus Sholah pada Kiblat.net seusai mengikuti peresmian Masjid Raya KH Hasyim Asyari Jakarta Barat, Sabtu (16/4).

Menurut Gus Sholah selama ini umat Islam dan orang pribumi sudah cukup bersabar dengan berbagai macam kelakuan orang Tionghoa. Karenanya, dengan adanya insiden penghinaan terhadap Muhammad Zainul Majdi, dia berharap seluruh warga Indonesia dan penduduknya bisa mengambil pelajaran berharga.

“Kan justru karena itu, dibanyak tempat sudah muncul banyak ketidaksukaan terhadap orang Tionghoa. itu harus jadi pelajaran,” tegasnya.

Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) itu menilai kasus penghinaan itu tak perlu sampai dibawa ke ranah kepolisian. Namun, jika memang ada laporan kepada polisi mengenai hal ini, dia meminta agar diproses sesuai hukum yang berlaku.

Perlu diketahui, Muhammad Zainul Majdi (MZM) dan istinya Erica Zainul Majdi menjadi sasaran penghinaan rasial oleh seorang penumpang di Bandara Changi. Kejadian bermula saat keduanya tengah antre di counter Batik Air yang berada di bandara negara Singapura, Ahad (09/04). MZM dan istri hendak menuju ke Jakarta.

Sekira pukul 14.30 waktu setempat, dari arah belakang keduanya muncul seseorang melontarkan kata-kata keras karena merasa antre lebih dulu. Seorang pria yang belakangan diketahui bernama Steven Hadisurya Sulistyo itu salah paham dengan menduga MZM langsung masuk ke antrean. Padahal MZM tadinya telah mengantre lalu meninggalkan istri di barisan, untuk sejenak bertanya kepada petugas.

Pria tersebut mengeluarkan kata-kata hinaan kepada MZM dengan menyebut istilah “Tiko”. Karena menilai perkaat yang dilontarkan terlalu kasar, MZM lantas mengadukan hal itu ke petugas di Bandara Soekarno-Hatta, saat tiba di Jakarta.

Belakangan, MZM memaafkan perbuatan Steven. Pria berdarah Tionghoa itu juga menyatakan permintaan maaf dan mengakui kesalahan dalam selembar surat pernyataan bermaterai.(jk/kb)