“Dan muridnya saat itu lagi senang-senang tawuran, beliau agak sedikit panik, stres juga karena mikirin kesejahteraannya dan murid-muridnya. Karena saat lagu dibuat, lagi tren tuh perkelahian pelajar di mana-mana di kota besar,” sambung dia.
Sementara, tak hanya berbicara mengenai lagu Oemar Bakrie, Iwan Fals juga menyinggung dunia pendidikan di Tanah Air, terutama masalah kualitas dan mutu pendidikan di masa pandemi, dimana pemerintah masih bisa memenuhi kewajiban APBN sebesar 20 persen untuk anggaran pendidikan untuk 3 atau 4 juta guru dan 45 juta siswa di Indonesia sebesar Rp549,5 triliun.
“Tapi yang menjadi aneh buat saya kenapa kok prestasi pendidikan kita masih buncit terbelakang dari 80 negara, kita nomor 9 atau 7 terakhir mengenai mutu pendidikan. Apakah biaya 20 persen itu enggak efektif untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam hal ini kualitas guru harus lebih ditingkatkan lagi,” paparnya.
“Mudah mudahan kita berdoa anggaran bisa sampai 50 persen anggarannya karena ini penting atau cukup 20 persen karena Oemar Bakrie dulu mikirin sepeda sekarang Oemar Bakrie mikirin kreditan motor dan rumah ditengah kita kekurangan 1 juta tenaga pengajar semoga kesejahteraan, mutu dan infrastruktur pendidikan bisa lebih baik kedepan,” sambung Iwan.
Untuk diketahui, lagu “Oemar Bakrie” dirilis Iwan Fals pada 1981 silam. Lagu ini begitu populer lantaran dianggap cocok dengan pesan anti kemapanan dan memperjuangkan rakyat kecil.[sdo]
