Jangankan Rakyat, Anggota DPR Saja Takut Ketemu Luhut

Luhut juga dinilai sebagai figur yang sangat berkuasa. Diam-diam ini banyak yang menyebutnya sebagai Lord Luhut alias Tuhan Besar.

Ada yang diam-diam di belakang tapi ada juga yang terang-terangan menyebutnya dengan panggilan Lord, salah satunya adalah pegiat HAM Haris Azhar dan koordinator Kontras Fatin Maulidiyanti.

Gara-gara podcast keduanya yang membongkar beberapa bisnis Lord Luhut di Papua, keduanya dilaporkan ke polisi dan kasusnya kemudian bergulir ke ranah hukum, Tetapi sampai sekarang kasus ini nggak jelas.

Syukurlah kalau kasus-kasus semacam ini tidak dilanjutkan, karena memang seharusnya tidak perlu terjadi hal semacam ini sampai saling lapor melapor.

Apa saja sesungguhnya penugasan yang diberikan oleh Presiden Jokowi kepada Pak Luhut? Dari pemaparan Luhut di depan anggota Badan Anggaran DPR, ternyata jumlahnya sangat banyak, ada 27 penugasan yang diberikan kepada Luhut.

Ada yang berbentuk Keppres, ada yang berbentuk Perpres atau cuma sekadar arahan dari Presiden.

Dengan posisi itu, Luhut menyadari bila banyak orang yang tidak suka dengannya. Namun menurut dia, banyak juga yang mengkritik dan menyerangnya, itu hanya sekedar mencari popularitas.

“Gampang mengkritik seperti di Borobudur, saya terus dikritik. Itu proses panjang, karena Borobudur harus terintegrasi. Republik ini gak selesai-selesai karena kita terlalu segmented. Jadi mengenai Borobudur kita bikin studi komprehensif UNESCO,” kata Luhut.

Namun demikian, sebagai jalan keluar, akhirnya kenakan harga tiket ditunda.

“Jadi, kadang-kadang – maaf teman-teman langsung kritik saya nembak 12 pas, nggak tahu masalahnya. Jadi, kalau boleh mohon lain kali telepon saya, apa masalahnya. Jangan cari – mohon maaf bapak ibu – cari popularitas dengan nyerang saya. Saya ini hanya pelaksana aja pak,” papar Luhut.