Hasto PDIP: Ternyata Sejak April Keluarga Pak Jokowi Putuskan Gibran Akan jadi Cawapres

eramuslim.com – Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP Hasto Kristiyanto membicarakan proses pencalonan putra Presiden Joko Widodo, yaitu Gibran Rakabuming Raka, menjadi calon wakil presiden peserta Pilpres 2024.

Hasto mengklaim Gibran pernah berbohong kepada dirinya dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan mengatakan tidak akan maju di Pilpres kali ini.

Menurut Hasto, dirinya sempat bertanya kepada Gibran pada 2 Mei 2024 soal kemungkinan maju sebagai kandidat. Gibran, kata Hasto, saat itu menyatakan tidak.

“Tidak akan berproses ke sana karena lahir dan dibesarkan di PDIP dan kemudian ‘tahu bahwa Bapak (Jokowi) tahun depan akan habis kalau saya tidak berlabuh ke PDIP saya ke mana lagi?’” kata Hasto menirukan pernyataan Gibran di Menteng, Jakarta Pusat pada Senin, 1 April 2024.

Hasto menyebut hal itu adalah kebohongan. Pasalnya, Hasto mengklaim partainya tahu di kemudian hari bahwa keluarga Jokowi sudah memutuskan pencalonan Gibran saat itu.

“Berdasarkan dokumen yang kami kumpulkan, keterangan-keterangan yang kami kumpulkan, ternyata pada akhir April keluarga Pak Jokowi sudah memutuskan bahwa Mas Gibran akan menjadi calon wakil presiden,” ucap Hasto.

Selain itu, Hasto menyampaikan bahwa Gibran juga sempat membantah saat ditanya hal yang sama oleh Megawati. Menurut Hasto, Megawati menanyakan perkara itu saat rapat konsolidasi seluruh kepala daerah dari PDIP pada bulan Agustus.

Hasto berujar pertanyaan itu dijawab Gibran di hadapan seluruh kepala daerah bahwa dia tidak akan maju menjadi calon wakil presiden. Jawaban itu, kata Hasto, mempengaruhi strategi PDIP di dalam menghadapi kontestasi Pilpres.

“Jawaban kader PDIP dengan kejujuran ini sangat penting sebagai suatu instrumen pengambilan keputusan bagi PDIP, dan ternyata segala sesuatunya, kebohongan pun menjadi bagian dari strategi,” ucap Hasto.

Diketahui, Gibran akhirnya diumumkan menjadi calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto pada Oktober 2023. Pencalonan itu menyebabkan memburuknya hubungan PDIP dengan Jokowi dan Gibran, keduanya merupakan kader PDIP, karena Wali Kota Solo itu dianggap bergabung dengan rival politik.

Menanggapi itu, Hasto menyatakan pengkhianatan atau pembelotan dari partai sebenarnya merupakan hal yang biasa saja dalam politik. Namun, dia mengklaim kecewa karena kemudian melihat kubu Gibran menyalahgunakan kekuasaan Jokowi sebagai presiden untuk memenangi Pilpres 2024.

“Kalau berkhianat kepada partai itu sudah biasa sebagai bagian dari dinamika organisasi partai,” kata Hasto.

Ia pun mengatakan jika prosesnya berjalan normal dan demokratis itu mungkin rakyat bisa melihat adanya kebenaran.

“Tapi kemudian itu mendasari abuse of power dari penyelenggaraan kekuasaan negara, sumber-sumber daya negara, alat-alat negara, inilah yang dipersoalkan oleh PDIP,” ujar Hasto.

(Sumber: Tempo)

Beri Komentar