Kerap Diteror Hindutva, Kaum Muslim di Uttarkashi Mengungsi dan Meninggalkan Toko Mereka

Eramuslim.com – Ketegangan komunal yang terus meningkat karena tuduhan ‘jihad cinta’ oleh gerombolan Hindutva membuat Muslim pemilik toko menutup bisnis mereka dan mengungsi. Hingga kini sudah ada delapan keluarga Muslim yang meninggalkan Purola di Uttarkashi Uttarakhand, India demi menyelamatkan diri.

Pada hari Minggu, Shakil and Sons, toko pakaian terkemuka di Purola selama lebih dari empat dekade, membuat keputusan sulit untuk meninggalkan toko mereka dan pindah ke Dehradun. Shakil, sang pemilik toko, menceritakan bahwa ayahnya merantau ke Purola 42 tahun lalu dan mendirikan kios pinggir jalan untuk menjual pakaian.

“Mengikuti jejak ayah saya, saya mendirikan toko pakaian ini sekitar 15 tahun yang lalu, tetapi sekarang saya memutuskan untuk pindah karena situasi yang semakin memburuk,” ujarnya.

Sedikitnya delapan pedagang Muslim dan penjaga toko telah meninggalkan Purola sejak protes pecah atas penculikan seorang gadis kecil Hindu oleh dua orang, salah satunya Muslim, pada 31 Mei.

Polisi telah menangkap kedua pelaku yakni Ubed Khan, 24, seorang penjaga toko setempat dan Jitender Saini, 23, seorang montir motor.

Meski begitu, gerombolan Hindutva secara brutal lantas menyerang toko-toko milik Muslim karena tidak puas dengan respon polisi.

Selain itu, tiga pemilik toko lainnya dari kota Barkot dan Naugaon di Lembah Yamuna juga telah menutup bisnis mereka.

Insiden itu langsung dikembangkan dengan stigma ‘jihad cinta’, sebuah teori konspirasi yang dikeluarkan ekstremis Hindu dengan menyatakan pria Muslim merayu wanita Hindu, menjebak dan mengubah agama mereka.

Penculikan itu telah memicu perpecahan komunal, dengan pengusaha lokal dan pedagang menutup toko mereka sepanjang hari pada hari Sabtu karena kekhawatiran meningkatnya kekerasan.

Polisi telah mengadakan diskusi dengan kedua komunitas, menyerukan perdamaian dan menekankan pentingnya menjaga hukum dan ketertiban. Ketua Menteri Pushkar Singh Dhami juga telah mengeluarkan permohonan untuk tenang, memperingatkan terhadap segala gangguan terhadap hukum dan ketertiban negara.

Protes sekarang telah meluas ke wilayah Gangotri, di mana penduduk setempat telah berjanji untuk tidak mengizinkan toko yang dimiliki atau disewa oleh orang non-lokal untuk dibuka sampai verifikasi polisi dilakukan.

“Jihad cinta”, sebuah istilah yang disematkan kelompok Hindu untuk menuduh orang-orang Muslim telah membujuk para perempuan Hindu untuk memeluk Islam melalui pernikahan. Dalam sepuluh tahun terakhir, beberapa politisi BJP terus mengkampanyekan istilah ini, meskipun India memiliki sebanyak 200 juta populasi Muslim.

(Hidayatullah)

Beri Komentar