Kisah Fathonah dan Tumiran Jemput Anak Semata Wayang Terjebak Lahar Panas Semeru

“Setelah ketemu dibawa ke masjid semua. Saya dan bapaknya (suami) kemudian kembali lagi mengambil tas,” tuturnya.

Usai mengambil tas, keduanya memikirkan nasib anaknya yang belum ketemu. Sehingga keduanya berniat mencarinya ke arah penambangan pasir.

Keduanya akhirnya berjalan menuju arah penambangan pasir Curah Kobokan. Karena saat itu juga mendapat kabar kalau teman-teman anaknya sudah ketemu, tinggal Bawon Triono.

“Saya berangkat sendiri, sambil membawa tas. Saya jalan ke selatan, tas saya taruh di perempatan,” katanya.

Nalurinya sebagai seorang ibu ternyata terbukti. Fathonah menemukan anaknya di bibir perkampungan jalan menuju pertambangan.

“Saya melihat anak saya membujur ke barat . Ya Allah, dia bilang panas-panas, kondisi sendirian,” ucapnya sambil menitikkan air mata.

Saat itu anaknya meminta agar keduanya kembali saja dan merelakan sang anak mati sendiri. Tetapi keduanya tetap berusaha agar dapat mendekati sang anak.

“Wis rono Bu! Pak! Sampenyan ojok neng kene, ikhlaskan saya mati sendiri di sini,” ucap Fathonah menirukan anaknya.

Tetapi tekad keduanya justru semakin kuat untuk menyelamatkan sang anak yang tinggal satu-satunya itu. Mereka berjanji akan sekuat tenaga untuk memberikan pertolongan.

“Nggak nak, aku nek gak iso nggowo awakmu aku ora bali. Aku gak balik nak. Aku gak balik nek gak balik nak!. Tenan, masi koyok opo tak gowo nak awakmu. Opo maneh urip, mati tak gowo nak. Mati wong telu gak opo-opo nek lava kene,” katanya.

Kaki Fathonah baru merasakan panas dan berusaha mencari pijakan karena berusaha mendekati anaknya. Keduanya mencari apapun untuk bisa menjadi pijakan agar bisa mendekati tubuh sang anak yang lunglai.

Keduanya kemudian bersama-sama mencari sesuatu, dan mendapatkan potongan bambu (sirap) dan usuk. Saat itu dijadikan pijakan mendekati Bawon.

“Ayo Pak golek sirap, bapaknya dapat sirap 4, sementara saya menemukan kayu usuk. Kemudian digunakan pijakan,” tegasnya.

Saat itu Fathonah mengaku seolah melihat keajaiban. Anaknya yang semula seolah tidak berdaya akhirnya mendadak bisa berdiri. Ia pun terus menyemangati sang anak.

“Mendadak anaknya kuat berdiri, tapi saat dipegang kesakitan. Aku tak jalan sendiri mak. Akhirnya jalan sendiri,” katanya.