Komisi III DPR Akan Tanya BIN Soal Penyadapan Telpon SBY Yang Dimiliki Ahok

Eramuslim.com – Elit Partai Demokrat juga meradang atas ucapan terdakwa kasus penistaan agama, Basuki Tjahaja Purnama dan tim kuasa hukumnya yang dinilai merendahkan kesaksian Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ma’ruf Amin sebagai saksi ahli di persidangan.

Ahok dikecam menunjukkan arogansinya dengan ucapan tersebut.

“Ahok merasa sakti sehingga dia mengumbar hawa nafsunya dan semua dilawan, dilecehkan,” kritik politisi Demokrat, Nurhayati Assegaf di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (1/2).

Terlebih dalam pernyataannya, tim pengacara menyeret nama mantan presiden dan Ketum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono.

“Tim penasehat hukumnya harus bisa membedakan meskipun di pengadilan masih bisa berlaku sopan,” ketus politisi Partai Demokrat ini.

Tim kuasa hukum Ahok mengaku punya rekaman pembicaraan SBY dan Ma’ruf via telepon. Terkait itu, Nurhayati menegaskan bahwa dalam waktu dekat ini Komisi I DPR akan memanggil Badan Intelijen Negara (BIN).

“Kita tanyakan dari mana Ahok dapat rekaman. Kalau memang misalnya mereka merekam namanya itu ilegal dan itu bisa kena UU ITE,” tutur Nurhayati yang juga anggota Komisi I DPR.

Menurut dia, jika benar ada rekaman telepon antara SBY dan Ma’ruf, maka patut dipertanyakan.

“Ini tanggung jawab siapa kok orang bisa suka-suka menyadap. Apalagi yang disadap itu mantan presiden Republik Indonesia ke 6. Pembicaraan dua tokoh nasional Pak SBY dan Pak Ma’ruf Amin, Rais ‘aam PBNU, ketua MUI,” terangnya.

Ia pun mendesak pemerintah meluruskan permasalahan tersebut.

Kok bisa itu dijadikan alat untuk mengancam Rais ‘Aam PBNU ini kan organisasi umat Islam yang begitu besar dan bersejarah. Untuk itu pemerintah harus meluruskan dari mana Ahok mendapat yang dikatakan berita atau percakapan atau rekaman itu dari mana,” pungkasnya. (kl/rmol)