Lakukan Deportasi Massal Warga Myanmar, Uni Eropa dan AS Sayangkan Langkah Malaysia

Malaysia pada Selasa (23/2) mengirim 1.086 warga Myanmar kembali pulang dengan ke tiga kapal angkatan laut yang dikirim oleh Myanmar. Kelompok hak asasi menilai langkah itu dapat membahayakan nyawa orang yang dideportasi.

Para aktivis mengatakan pencari suaka yang akan dideportasi, termasuk dari Chin, Kachin, dan orang-orang yang datang ke Malaysia untuk melarikan diri dari konflik dan penganiayaan di negara asalnya. Malaysia mengatakan tidak mengirim kembali pencari suaka atau pengungsi Rohingya.

Sebelumnya, AS meminta negara-negara di kawasan Asia Tenggara untuk menunda pemulangan apapun sehubungan dengan kudeta militer 1 Februari di Myanmar. Demikian disampaikan juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price pada Rabu (24/2).

AS dan sejumlah negara Barat telah berusaha menghalangi Malaysia untuk melanjutkan deportasi dan mendesak pemerintah untuk mengizinkan badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mewawancarai para tahanan. “Mereka juga mengatakan Malaysia melegitimasi pemerintah militer Myanmar dengan bekerja sama dengan junta,” kata sumber tersebut.

Beberapa anggota parlemen oposisi Malaysia pada Rabu mengatakan pembangkangan pemerintah terhadap perintah pengadilan bisa berarti penghinaan terhadap pengadilan.[Reuters/Antara]