Membedah Sikap Persaudaraan Alumni 212

Sementara, Kapitra Ampera tidak terima bila disebut berpindah haluan karena setuju menjadi calon anggota legislatif dari PDIP. Ia menegaskan, akan tetap memiliki tujuan yang sama, yakni membela kehormatan agama Islam dan menyerap aspirasi umat Islam dalam kondisi apa pun dan di manapun.

“Kalau agama saya terganggu, hari ini dilantik sore dipecat saya siap,” ujar Kapitra kepada wartawan, Rabu (18/7).

Ia menilai, dengan menjadi caleg atau anggota DPR dari PDIP bukan berarti menjadikannya seorang kafir, murtad, dan munafik. Pandangan soal PDIP yang anti- Islam, menurutnya, harus dikoreksi oleh masyarakat. Termasuk menjustifikasi seolah PDIP anti-Islam dan tidak menyuarakan aspirasi umat Islam.

“Jangan cepat nge-judge seseorang, berarti kalau saya masuk cebong dong, gak boleh ke masjid dong, ngawur aja,” katanya.

Tuduhan ini, menurut Kapitra, salah besar karena masih banyak umat Islam yang bergabung dalam struktur kepengurusan di PDIP dan banyak umat Islam yang juga memilih PDIP. Ia juga meminta masyarakat melihat secara lebih luas karena banyak parpol pendukung Aksi Bela Islam yang berkoalisi dengan PDIP di pilkada serentak. Belum lagi tak adanya parpol Islam yang mengusung Habib Rizieq Shihab sebagai calon presiden.

Karena itu, ia kembali menegaskan pencalonannya sebagai anggota legislatif dari PDIP merupakan pilihan pribadi yang dijamin oleh konstitusi. “Yang penting bagi saya bagaimana menjadi jembatan kebaikan, itu gol saya. Bagaimana bisa menjaga agama saya sehingga tidak seenaknya orang saling caci maki dan seenaknya negara dipecahkan karena perbedaan persepsi. Ini yang terjadi selama ini,” katanya menjelaskan.