Miris, Ekonomi Kita Tersandera Asing

“Dampaknya dari sisi suplai, output ekonomi akan lebih rendah dari seharusnya. Begitu juga di sisi demand, inflasi yang dipacu impor akan melemahkan daya beli,” jelasnya.

Sementara dampak positif depresiasi rupiah terhadap ekspor rasanya tidak akan terlalu signifikan. Sebab yang dapat menikmati windfall profit hanya eksportir komoditas mentah, yang sebetulnya harganya pun lebih dibentuk oleh pasar internasional.

“Eksportir berbasis industri manufaktur tidak akan menikmati pelemahan rupiah ini, karena hampir 80 persen impor kita adalah bahan baku atau bahan penolong industri,” ujar aleg asal Jabar ini.

Bagi sektor keuangan, lanjut Ecky, depresiasi rupiah akan menekan pembiayaan valas dan meningkatkan eksposur risiko valas khususnya bagi pinjaman asing yang tidak ter-hedging (lindung nilai), sedangkan hedging itu memerlukan biaya. Ini meningkatkan risiko default (gagal bayar) dari debitur yang diperparah kelesuan kegiatan di sektor riil itu sendiri.

Sementara Bank Indonesia dengan bauran kebijakan moneter-nya sudah dan mungkin akan menaikan lagi suku bunga acuan untuk menahan capital outflow. Bunga yang mahal tentu saja akan membuat pengusaha menahan kegiatan usahanya. Dalam situasi ini stabilitas menjadi prioritas di atas pertumbuhan.