Soal Freeport, Rocky Gerung: Mama Wamena Tak Minta Saham, Haris Ceritakan Derita Ribuan Pekerja Admin

Sementara itu, pengacara 8.000 karyawan Freeport yang di PHK, Haris Azhar mengatakan jika divestasi PT Freeport tidak saja berbicara sekedar jumlah uang.

Menurutnya, ada persoalan yang lebih penting ketimbang itu, yakni masalah kemanusiaan dan lingkungan.

“Ada delapan ribu lebih karyawan yang sudah 15 bulan diputus hubungan kerja (PHK). Mereka tidak diberi jaminan apapun, akses BPJS ditutup,” kata Haris.

Menurutnya, persoalan itu sudah dilaporkan hingga ke Komnas Hak Azaasi Manusia (HAM), bahkan hingga Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) namun tidak ada jawaban.

“Orang yang dipecat itu adalah orang Papua, mereka hidupnya susah dan menderita. Harusnya ini (divestasi saham) tidak perlu dibangga-banggakan, ini normal,” ujar Haris.

“Jadi tidak semata-mata mencari uang tapi menyelamatkan manusia menyelamatkan lingkungan. Menurut saya, kita harus menghargai hak masyarakat adat, hak wilayah orang papua, tenaga kerja orang papua.”

Atas penjelasan itu, seorang netizen dengan akun @Marthen31274084 memberikan ucapan terima kasih kepada dua tokoh tersebut lantaran membeberkan fakta yang terjadi di Papua.

“Kami berterimakasih pada Pak HARIZ AZHAR & Pak ROCKY GERUNG.

Hariz bicara fakta soal situasi di Papua.

Rocky bicara Antropologi Budaya Papua.

Tanah itu Mama. Mama dihancurkan, tempat sakral lenyap, tanah jadi lubang trowongan.

Masyarakat adat Meepago tidak kenal Ali Ngabalin,” ujar akun @Marthen31274084.

“Penjelasan Antropologi Budaya orang Papua oleh Pak @rockygerung sangat luar biasa. Sangat tepat dan kami orang Papua Bangga.

Sepanjang sejarah, satu2nya Tokoh Nasional yg bicara antropologi budaya Papua.

Papua tak butuh Pembangunan dan Kekayaan dikuras. Papua butuh KEDAMAIAN,” imbuh dia.

[tribun]