Soal Kerukunan Beragama, Menag Contohkan Dirinya dengan Luhut

“Dalam situasi itu saya sangat hati-hati, awalnya pernah saya mengundang penceramah agama yang bagus, tapi ngomongnya kurang enak untuk yang nonmuslim. Setelah itu saya enggak pernah undang lagi, saya saja yang berikan tausiyah,” kata Fachrul.

Mantan Wakil Panglima TNI itu meyakini pasti pendakwah itu berkata sesuai ajara Alquran dan Hadis. Namun tidak semua materi tepat disampaikan dalam forum dengan audiens lintas agama.

“Ini penting sekali, salah ngomong dikit sudah menggangu kerukunan,” tutur dia.

Sebelumnya, Provinsi DKI Jakarta bersama 17 provinsi lainnya memiliki skor Indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) di bawah rata-rata. Hal itu tercatat dalam Indeks KUB Tahun 2019 yang diluncurkan Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Kementerian Agama (Kemenag).

Kemenag mencatat skor Indeks KUB DKI Jakarta hanya 71,3, di bawah rata-rata nasional 73,83. Jakarta pun berada di urutan ke-27 dalam pemeringkatan Indeks KUB.

Fachrul Razi mengatakan pemerintah perlu mengkaji penyebab rendahnya skor kerukunan di Jakarta.

“Kita breakdown-kan elemen-elemennya apa saja. Kita temukan DKI tuh yang rendahnya di bidang apa, nanti kita coba fokus ke sana,” kata Fachrul. [end]