Sultan Hamid II Tolak Tawaran Yahudi Menempati Palestina dengan Iming-iming Lunasi Hutang Ottoman

Sultan Abdul Hamid II dan orang Yahudi

Insiden penting yang menggerakkan Eropa melawan Sultan Abdul Hamid adalah penolakannya untuk menampung dan menempatkan para imigran Yahudi di Palestina, karena Eropa Kristen ingin mengekspor masalah orang-orang Yahudi yang menimpanya ke wilayah Ottoman.

Zionis mengadakan konferensi Basel di Swiss pada 29-31 Agustus 1897 dalam rangka merumuskan strategi baru menghancurkan Kesultanan Turki Usmani.

Karena gencarnya aktivitas Zionis Yahudi, akhirnya pada 1900 Sultan Abdul Hamid II mengeluarkan keputusan pelarangan atas rombongan peziarah Yahudi di Palestina untuk tinggal di sana lebih dari tiga bulan. Paspor Yahudi harus diserahkan kepada petugas khilafah terkait. Dan, pada 1901 Sultan mengeluarkan keputusan mengharam kan penjualan tanah kepada Yahudi di Palestina.

Pertemuan pertama antara Herzl, kepala Asosiasi Zionis dengan Sultan Abdul Hamid adalah setelah mediasi oleh duta besar Austria di Istanbul, pada tanggal 19 Mei 1901. Saat itu, Herzl menawarkan kepada Sultan untuk menempatkan orang-orang Yahudi di Palestina, dan sebagai imbalannya, uang sebesar 150 juta poundsterling khusus untuk Sultan; membayar semua utang Pemerintah Usmaniyah yang mencapai 33 juta poundsterling; membangun kapal induk untuk pemerintah dengan biaya 120 juta frank; memberi pinjaman 5 juta poundsterling tanpa bunga; dan membangun Universitas Usmaniyyah di Palestina.

Sultan menyadari bahwa Herzl menyuapnya untuk mendirikan rumah nasional bagi orang-orang Yahudi di Palestina. Begitu mereka menjadi mayoritas di sana, mereka akan menuntut otonomi dengan mengandalkan negara-negara Eropa. Jadi Sultan mengusir Herzl “dengan cara yang kejam” menurut sejarawan.