Dusta, Opera Sabun Di Balik Award untuk Sri Mulyani

Waduh, sampeyan itu memang kurang piknik. Kalau tanya ke pakde Google, maka diketahui WGS itu diakreditasi antara lain oleh IMF, Bank Dunia, PBB, OECED, dan World Economic Forum (WEC). WGS juga bermitra dengan sejumlah media penyaji informasi pasar. Di antaranya Harvard Business Review, CNN, McKinsey & Company, dan Sky News. Semua pihak yang disebut itu adalah representasi dan pendukung mazhab ekonomi neolib. Satu mazhab yang berhamba pada pasar. Sri adalah bagian, kalau tidak mau disebut salah satu tokoh penting, dari neolib!

Sebagai pejuang neolib yang gigih, dia terbukti banyak memberi keuntungan kepada para majikannya. Berbagai obligasi pemerintah yang diterbitkan sepanjang menjadi Menkeu di era Susilo Bambang Yudhoyono (2006-2010) dan era Jokowi (2016-2017) telah memberi belasan miliaran dolar keuntungan kepada para kreditor. Dalam periode 2006-2010, Sri menerbitkan bond dengan yield 12,1%. Pada saat yang sama, Vietnam dan Filipina juga menerbitkan surat utang dengan yield masing-masing 9,2 dan 8,8%. Padahal, saat itu rating Indonesia lebih baik ketimbang keduanya.

Seharusnya, dengan peringkat lebih bagus, cost of money yang ditanggung bisa lebih murah. Tapi ini tidak terjadi. Yang ada, akibat sikap murah hatinya Sri kepada para investor, Indonesia harus membayar bunga Rp121 triliun dan US$6,7 miliar lebih mahal.

Perilaku mengobral bunga supermahal kembali dulanginya dalam dua tahun terkahir menjadi Menkeu-nya Jokowi. Yield bond yang diterbitkannya dikerek ke 6,16%. Sedangkan Vietnam dan Filipina hanya 4,7% dan 4,5%. Karena ulahnya ini, lagi-lagi kayat Indonesia harus membayar bunga lebih mahal, yaitu Rp69,3 triliun dan US$4,8 miliar. Good girl Kaum neolib memang sangat berkepentingan dengan akhir perjalanan karir SMI.

Itulah sebabnya apa pun mereka lakukan untuk membelanya. Sri adalah good girl yang banyak menggerojok keuntungan bagi majikan neolibnya. Itu pula yang menjelaskan, mengapa para god fathers itu langsung menyelamatkan ketika namanya disebut dalam persidangan skandal Bank Century senilai Rp6,7 triliun.

Tidak tanggung-tanggung, mereka mengangkat Sri menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia. Aroma penyelamatan Ani dari skandal Bank Century itu memang menyeruak dengan tajam. Tanpa operasi tersebut, bukan mustahil dia harus mendekam di balik juruji besi. Sebagai Menkeu, saat itu dia juga menjadi Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Nah posisinya inilah yang punya peran penting dalam skandal Bank Century.