Irama Jantungan

Kaisar terakhir –Anda sudah tahu nama itu– digambarkan dalam film memang sangat lemah. Tiongkok pun menjadi republik. Sun Yat-sen menjadi presiden pertama.

Di Tiongkok, di semua kota, pasti ada nama jalan Zhōngshān (中山路). Selalu di pusat kota. Itulah nama Mandarin Sun Yat-sen yang aslinya Kanton (Guangdong).

Hari kemerdekaan Tiongkok sendiri terjadi tanggal 1 Oktober. Berarti hampir setahun setelah revolusi Wuchang itu.

Mengapa 25 pesawat tempur Tiongkok itu masuk Taiwan tanggal 10 Oktober? Bukan 1 Oktober?

Tentu ada sinyal yang ingin dikirimkan: revolusi belum selesai. Revolusi Wuchang masih menyisakan satu pekerjaan rumah: Taiwan. Atau dua pekerjaan rumah: + Laut China Selatan.

Di Tiongkok ada tiga revolusi besar yang Anda sudah tahu: revolusi kemerdekaan (1911), revolusi komunis (1949), dan revolusi kebudayaan (1965). Sebenarnya ada lagi perubahan besar. Di tahun 1975. Ketika Deng Xiaoping mengubah jalan komunisme. Rupanya itu tidak digolongkan sebagai revolusi. Mungkin –becanda– sulit mencari nama: atau takut ada yang memberi nama ”revolusi kucing hitam dan kucing putih”.

Padahal kejadian 1975 itulah yang berhasil membawa kemakmuran Tiongkok sekarang ini.

Revolusi yang paling gagal: Revolusi Kebudayaan. Ketika semua intelektual dibungkam. Orang kaya dimiskinkan. Yang punya pendapat berbeda diberangus.

Tiongkok pun dilanda kelaparan sangat dahsyat.

Tapi itulah juga keberhasilan Revolusi Kebudayaan. Rakyat berada di titik nol. Tiongkok berada di tipping point.

Mengubah keadaan kadang memang sulit –biar pun sudah diketahui keadaan sedang memburuk. Sering sekali perbaikan baru bisa dimulai sampai buruk sekali: harus menunggu memburuknya sampai di tipping point.