Tentu kali ini, di zaman Xi Jinping ini, meneruskan revolusi tidak berhenti. Sebelum Taiwan direbut. Kali ini tidak lagi pakai tembakan kaleng-kaleng. Persenjataan Tiongkok sudah sangat modern. Serbuan militer tinggal tunggu waktu.
Kabelnya sudah banyak yang terkelupas.
Kapan?
Nunggu korsleting sendiri.
Atau menunggu ada yang secara sembunyi-sembunyi mengkorsletkannya.
Xi Jinping berkata: yang terbaik adalah secara damai, tapi kalau perlu dengan kekerasan.
Pernah ditempuh cara ini: menunggu saja sampai ada partai pro-penyatuan memenangkan pemilu di Taiwan.
Tidak berhasil. Justru yang menang kian anti-penyatuan. Seperti yang berkuasa sekarang.
Bagi Tiongkok momentum ”emas”-nya tentu sekarang ini. Ketika Amerika baru saja kalah ganda: oleh Covid dan oleh Taliban.
Amerika lagi sangat menyesali diri. Mengapa harus terlibat perang di Afghanistan. Yang terlama dalam sejarahnya. Yang dirasakan sia-sia saja.