Iramawati Oemar: Rakyatlah Oposisi Sesungguhnya!

Hai, hallooo…, jangan mimpi di siang bolong!! Tak semudah itu mengobati luka menganga di hati rakyat. Mereka bukanlah benda mati yang menjadi property partai politik atau asset milik para politisi, camkan itu!!

REKONSILIASI POLITIK TAK BERDAMPAK PADA RAKYAT

Ketahuilah kalian, wahai kelompok yang telah merampok suara rakyat, wahai kalian yang telah mengkhianati amanah rakyat, duhai yang telah mencurangi demokrasi, sesungguhnya pemilu dan pilpres telah berakhir. Rakyat kini TIDAK dalam posisi membela partai ini dan itu, TIDAK lagi sedang mengusung 02 demi menghadapi 01.

Saat ini yang terjadi adalah RAKYAT INDONESIA yang menghendaki pemimpin yang JUJUR, yang benar-benar dipilih rakyat, BUKAN yang DIMENANGKAN oleh segelintir lembaga, melawan sekelompok yang demi melanggengkan kekuasaan telah melakukan segala cara.

Maka, PERCUMA SAJA kalian merayu parpol-parpol eks koalisi pengusung capres 02 untuk bergabung ke koalisi yang “dimenangkan”. Percuma saja kalian membangun opini dibantu media massa dan sejumlah stasiun tv, untuk mengajak Prabowo dan Sandi Uno untuk rekonsiliasi.

Rakyat TIDAK lagi tergantung pada sikap parpol dan mantan paslon capres. Rakyat yang terlanjur sakit hati dan terluka sudah bertekad untuk tidak mengakui legitimasi presiden yang dimenangkan dengan manafikan sejumlah kecurangan, yang dipaksa menang dengan mengabaikan kesaksian rakyat.

Oleh karena itu, wahai elite parpol-parpol eks pengusung paslon capres 02, jika kalian tergiur pembagian “ghanimah”, sehingga kalian enggan beroposisi pada penguasa, maka RAKYATLAH yang akan menjadi OPOSISI SEJATI.

Begitu pula mantan paslon capres 02, Bapak Prabowo Subianto dan Bang Sandiaga Uno, jika sampai anda berdua mau melakukan rekonsiliasi, maka habislah sudah simpati rakyat yang sudah 10 bulan terakhir ini berjuang memenangkan anda sampai tetes keringat penghabisan, sampai koin rupiah terakhir.

Jangan sampai, DEMI ALLAH, JANGAN LAKUKAN ITU. Apalagi luka hati rakyat masih menganga, darah para syuhada 21 – 22 Mei masih belum kering, tanah kuburan hampir 700 petugas KPPS masih merah.

Tak perlulah beralasan demi membebaskan para korban kriminalisasi. Sebab itu memang sudah resiko perjuangan. JANGAN MASUK PERANGKAP DUSTA!!

Ingatlah bagaimana ulama sepuh Ustadz Abu Bakar Baasyir saja diberi harapan palsu akan dibebaskan, tapi hanya hitungan hari sudah diingkari.

Bahkan kepada teman sekutu sendiri mereka tega saling sikut dan tega memberi harapan palsu.