Ngaji Lebensraum: Antara Hitler dan Alvin Toffler

Retorika muncul: “Apakah era Covid19 ini tergolong gelombang ketiga ala Toffler?”

Di era itu, ciri power yang didepan adalah otak. Siapa memiliki otak brilian, ia bisa mengendalikan otot atau siapa punya uang.

Itulah singkat abstraksi pemikiran Toffler pada buku bertajuk Kejutan dan Gelombang. Bukunya sempat best seller tahun 1994-an ketika penulis masih ‘ngangsu air cita‘ di Padepokan Garba Wiyata, Jakarta Selatan.

Akan tetapi, buku Toffler tidak bicara soal gelombang keempat kelak seperti apa; power mana dominan; bagaimana membidani era baru dari kandungan era lama. Toffler tutup buku hanya sampai gelombang ketiga.

Sekarang mengulas (geo) politik. Ya. Kendati baru dikenal sekitar abad ke-19, tetapi praktik geopolitik telah berlangsung ribuan tahun lalu. Tanpa disadari, orang mengenal geopolitik jauh Sebelum Masehi (SM). Herodutus (484-425 SM), misalnya, atau Plato (525-347 SM), Aristoteles (364-322 SM) termasuk pemikir lain pada masanya telah menyinggung geopolitik, namun mereka tidak menyatakan teori secara tersurat.

Atau, zaman Strabo (abad ke-1) misalnya, ia hanya menyoroti hubungan antara geografi dengan peradaban dan kebutuhan manusia soal ruang hidup.

Para pemikir di masing-masing zaman mulai mempelajari tentang geografi dan kemudian lahir berbagai ilmu pengetahuan, termasuk geopolitik, teori ruang hidup dan seterusnya.

Sesuai prolog di atas, setiap zaman memiliki ciri dan terpisah dari periode sebelumnya. Zaman Mediterania Kuno, ataupun era Jerman abad pertengahan, zaman setelah Renaisance yaitu zaman kebudayaan kapitalis yang didominasi oleh kekuatan maritim kuno dan seterusnya. Apa mesti dikata, era tersebut telah mencapai klimaks, lalu menurun dan punah, diganti zaman baru.

Berbeda dengan Toffler yang tidak meramal gelombang keempat dari rahim gelombang ketiga; budaya apa dominan; bagaimana membidani era baru. Nah, Hitler pada masanya telah menyiapkan jawaban, bahwa zaman baru kelak disebut ZAMAN GEOPOLITIK, dimana akan terjadi “perebutan ruang” secara sistematis, terstruktur lagi masive.

Dan era itu mengakibatkan surutnya negara-negara maritim lama.