Siapa Pembuat dan Penebar Covid-19?

Di Inggris beda lagi. Berdasarkan survei Badan Pusat Statistik, hasil survei menemukan 2,9 juta penduduk dewasa mengalami kesepian kronis (chronic loneliness). Bahkan mereka mengaku, kepuasan hidupnya terganggu ‘rasa sepi’ selama pandemi. Ya kesepian akibat hilang kehangatan pertemanan. Lenyapnya social and family support, tipisnya rasa percaya terhadap orang lain (litle trust to other) dan lain-lain. Tampaknya fenomena ini tak hanya melanda Inggris, tetapi seluruh Eropa juga Paman Sam.

Balik ke pandemi. Di luar dugaan, serangan virus ke beberapa negara adidaya tidak sesuai rencana. Skenario lepas kontrol. Cina misalnya, ternyata mampu membuat formula antibakteri bernama azythroicin. Rusia dan beberapa negara Eropa juga mampu membuat vaksin, termasuk Indonesia. AS pun tidak ketinggalan.

Fenomena menarik, justru di era Donald Trump, AS cukup keras melawan ‘serangan virus’ para globalis cabal melalui Federal Drug Administration. Dan via media sosial pula, Trump Cs mencuitkan bahwa Covid19 cuma rekayasa kaum globalisme.

Mundur sebentar tentang NWO. Ya. Ia merupakan konsepsi kaum globalisme yang ingin mewujudkan emperium global di bawah kuasa AS; memakai mata uang global yakni dolar AS; dan menjalankan satu agama tunggal yaitu sekuler universal. Itulah cita-cita kaum globalis cabal membentuk NWO alias Tata Dunia Baru.

Barangkali mereka pengamal fanatik teori geopolitik “The One World”-nya Waldell Wilky yang tidak laku. Kenapa tak laku? Karena nonsense membentuk pemerintahan dunia berdasarkan geopolitik. Bukankah geopolitik itu ilmu negara? Science of the state, kata Karl Haushofer. Dan hingga kini, tak ada satu pun teori (geopolitik) dapat diterima di semua negara. Dan tidak semua negara bisa menerima satu teori. Itulah kebenaran relatif. Kebenaran yang bergerak sesuai tuntutan ruang dan waktu. Nisbi.

Nah, uraian singkat di atas barangkali menjawab galau pertanyaan, kenapa di awal pandemi sikap Trump cenderung over acting, tak mau bermasker. Dan mengapa pula —setelah lengser— akun-akun media sosial milik Trump diblokir. Iya, karena sebagian besar industri komunikasi dan media sosial kepunyaan kaum globalis cabal pendukung NWO, lawan Trump Cs di lentera geopolitik global. (Bersambung ke Bagian 2)

Penulis: M Arief Pranoto, Direktur Program Studi Geopolitik dan Kawasan Global Future Institute (GFI)

Sumber: GlobalReviewInstitut