Hamas Desak Anak-anak Gaza Tidak Belajar Tentang Holocaust

Pejabat pemerintah Hamas di Gaza pada hari Selasa kemarin (1/3) mendesak anak-anak sekolah untuk meninggalkan kelas jika ada pelajaran hak asasi manusia termasuk pelajaran tentang Holocaust.

Pemerintah pimpinan Hamas mengatakan akan melakukan segala sesuatu yang bisa mencegah anak-anak Gaza diajarkan tentang Holocaust di sekolah-sekolah UNRWA yang ada di Jalur Gaza.

Juru bicara UNRWA Chris Gunness menjelaskan bahwa pendidikan hak asasi manusia telah menjadi bagian dari kurikulum lembaga sekolah di seluruh wilayah tersebut sejak tahun 2002. Di Gaza, UNRWA menjalankan 228 sekolah, mendidik lebih dari 200.000 anak-anak.

"Karena situasi di Gaza, kami telah memperkaya kurikulum dengan melanjutkan pendidikan hak asasi manusia di Jalur Gaza, Gunness mengatakan, menjelaskan bahwa program ini berlabuh dalam prinsip-prinsip Deklarasi Hak Asasi Manusia PBB.

Menteri Pendidikan Gaza Muhammad Ashquol mengatakan departemennya tidak akan pernah mengijinkan Holocaust diajarkan untuk anak-anak Gaza di kamp pengungsi."

"Sistem pendidikan Gaza adalah garis merah yang tidak bisa diabaikan," tambahnya.

Departemen Budaya Hamas juga mengeluarkan pernyataan mengecam masuknya informasi mengenai Holocaust dalam kurikulum PBB, yang digambarkan sebagai sebuah "tantangan" untuk bangsa Palestina.

Pejabat Departemen mengatakan pelajaran itu merupakan intervensi terang-terangan dalam urusan Palestina, dan ada plot mencurigakan dalam hal ini. Mereka mendesak para guru untuk menolak untuk menyertakan pelajaran tentang Holocaust dalam pelajaran mereka.

Selanjutnya, pejabat itu meminta anak-anak untuk meninggalkan kelas jika guru mencoba untuk memberitahu mereka tentang Holocaust atau memberi mereka buku-buku tentang peristiwa tersebut.

Juru bicara UNRWA mengatakan anak-anak di Gaza layak mendapat pendidikan yang tidak terganggu atau dipolitisir.(fq/mna)