Jelang Pemilu Palestina, Rumah-Rumah 'Memanas'

Jelang Pemilu legislatif di Palestina pada 25 Januari mendatang, suhu politik kian memanas bukan hanya di jalan-jalan kian tapi juga di dalam rumah. Hal itu karena tak jarang dalam satu rumah di Palestina antara sesama saudara ikut adu mulut gara-gara beda aliran politik.

”Rumah saya berubah menjadi ajang pertempuran. Saya harap Pemilu ini berakhir baik-baik saja. Iklim sekarang ini sangat panas,” komentar seorang ayah yang anak-anaknya di rumah menjadi pendukung berbagai aliran politik peserta Pemilu seperti dilansir IslamOnline, Kamis (19/02).

Khalid Asyura, ayah beranak tujuh mengatakan, ”Kamis (19/01) hari ini rumah saya tak seperti rumah. Situasinya berubah seperti di jalan-jalan. Di rumah ada puluhan poster dan stiker khusus kampanye Pemilu.”

Dengan nada canda Asyura mengatakan, ”Di antara Fatah dan Hamas saya bangun dan tidur. 4 putraku ingin memilih Hamas. Yang lainnya ingin memberikan suaranya kepada Fatah. Ketika mereka tak mencapai titik temu, mereka mulai adu mulut.”

Lain lagi pengalaman Haji Abu Umar asy-Syarfa yang rumahnya dihiasi oleh atribut berbagai aliran politik. Anak-anak asy-Syarfa ada yang bergabung dengan Hamas dan yang lainnya lagi bergabung dengan Fatah serta ada juga yang menjadi pendukung Front Kebangsaan Kemerdekaan Palestina. Namun asy-Syarfa mengaku dirinya terus berusaha agar rumahnya tetap kondusif.

Asy-Syarfa mengaku bahwa di atas rumahnya terpasang berbagai bendera yang berbeda-beda berkibar-kibar. ”Ada bendera hijau yang dihiasi yang merupakan lambang persatuan dan pemberitahuan ihwal adanya pengikut Hamas di rumah itu. Bendera lainnya lagi sebagai pendukung Fatah. Dan yang ketiga warna merahnya Front Kebangsaan.”(ilyas/iol)