Tahanan Palestina di Penjara Israel Meminta Tak Ada Darah Saudara Tumpah di Palestina

Para tahanan Palestina di penjara Israel meminta kepada semua pihak yang bertikai untuk tidak menumpahkan darah sesama rakyat Palestina. Dalam surat mereka yang diajukan ke anggota dewan perwakilan Syaikh Hatim Qafisyha, disebutkan para tahanan Palestina meminta agar semua pihak bekerja keras untuk tidak menumpahkan darah suci sesama rakyat Palestina. Mereka menegaskan, bahwa bumi Palestina terlarang untuk dikotori oleh darah sesama rakyat Palestina, karena bumi itu telah menjadi mulia oleh para syuhada.

Qafisyha, baru beberapa hari dibebaskan oleh Zionis Israel dari penjara. Menurutnya, permintaan itu memang disampaikan oleh para tahanan Palestina di penjara Palestina. Ia mengatakan agar semua pihak dalam konflik internal Palestina bisa melepas baju organisasinya dan mendahulukan kepentingan rakyat Palestina yang satu. “Semua pihak harus mengalah satus sama lain. Jangan sampai ada kerjasama dengan musuh untuk menghantam sesama teman.”

Ia menyebutkan juga agar bahwa para tahanan, umumnya sangat memperhatikan perkembangan yang terjadi, dan mereka adalah orang-orang yang paling mengerti tentang kemaslahatan rakyat Palestina. Mereka juga orang-orang yang paling menderita demi memelihara kesatuan nasional Palestina. Kesatuan para tahanan, menurutnya, seperti kesatuan dalam tim militer dan satu keluarga yang menghimpun banyak kelompok.

Sementara itu, korban pertama pertikaian antara Fatah dan Hamas jatuh. Korban tersebut adalah seorang mahasiswi, ditambah lima orang Palestina yang terluka dalam kontak senjata antara kelompok Fatah dan Hamas. Kontak senjata terjadi saat serangan terjadi terhadap Mahmud Zohar, Menteri Luar Negeri Palestina yang berasal dari Hamas.

Menurut sumber-sumber medis, korban perempuan Palestina yang meninggal berusia 19 tahun, akibat tembakan yang terjadi di sekitar dua universitas, yakni universitas Al-Azhar dan Universitas Islam di Ghaza. Menurut sumber tersebut terdapat sekurangnya lima orang terluka akibat kontak senjata antara pasukan bentukan Hamas dan pasukan pengawal Presiden bentukan Fatah.

Menurut sejumlah laporan, target sasaran ini bukanlah Zohar saja tetapi secara kebetulan Zohar melewati lokasi kontak senjata yang tengah terjadi. Jubir Zohar mengatakan sebelumnya, ada beberapa orang tak dikenal yang menembakkan senjata api ke arah mobil yang dikendarai Mahmud Zohar saat keluar dari kantor kementrian Luar Negeri di Ghaza. Namun tembakan itu tak mengakibatkan korban apapun. “Upaya pembunuhan Zohar telah gagal. Ia sekarang dalam kondisi aman dan tak terluka apapun akibat serangan itu.”

Masalah antara Hamas dan Fatah meruncing setelah Presiden Mahmud Abbas yang merupakan perwakilan Fatah meminta pelaksanaan percepatan pemilu legislative dan pemilu presiden. Beberapa waktu lalu, PM Palestina Ismail Haniyah juga mengalami serangan sejumlah orang saat ia pulang dari kunjungan luar negerinya. Belakangan orang-orang yang melakukan penembakan itu berhasil diidentifikasi, berasal dari kelompok Fatah. Terhadap kasus tersebut Haniyah mengatakan, “tidak akan tinggal diam menghadapi upaya penjatuhan pemerintahan Palstina yang sah.” (na-str/iol)