VIDEO – Sang Ibunda Syahid, Bayi Gaza Berhasil Dilahirkan Melalui Operasi Caesar Darurat

Eramuslim.com – Bayi yang berhasil dilahirkan prematur setelah ibunya syahid dalam sebuah serangan zionis ‘Israel’ kini berada dalam kondisi stabil, lapor Aljazeera, Ahad (21/4/2024).

Bayi perempuan bernama Sabreen Jouda itu telah ditempatkan di inkubator di Rumah Sakit Bersalin Al-Helal Al-Emairati di Rafah, Gaza selatan.

Bayi dengan berat 1,4 kg itu dilahirkan melalui operasi caesar darurat dan kini sudah dalam kondisi stabil serta membaik secara bertahap, menurut Mohammed Salama, dokter yang merawatnya.

Sebelumnya, sebuah serangan ‘Israel’ di kota Rafah, Gaza selatan, telah menewaskan ibu, ayah, dan saudara perempuan bayi tersebut (yang berusia 4 tahun).

Atas izin Allah, Jouda berhasil diselamatkan dari kandungan ibunya yang syahid itu.

Petugas tanggap darurat mengetahui ibunya, Sabreen al-Sakani, sedang hamil 30 minggu.

Petugas medis dengan segera mengoperasi caesar jenazah Sabreen begitu tiba di Rumah Sakit Kuwait untuk menyelamatkan janin yang semestinya baru akan lahir enam minggu ke depan.

VIDEO: https://apnews.com/c03f779ff2044d8b95cc5b40dc742687 

Mengutip laporan AP, Senin (22/4/2024), Sabreen kecil sendiri hampir mati, berjuang untuk bernapas.

Tubuh mungilnya terbaring dalam posisi pemulihan di atas karpet kecil sementara petugas medis dengan lembut memompa udara ke dalam mulutnya yang terbuka. Sebuah tangan bersarung mengetuk dadanya. Bayi perempuan itu selamat.

Ahad, 21 April 2024, beberapa jam setelah serangan udara, dia merintih dan menggeliat di dalam inkubator di unit perawatan intensif neonatal di Rumah Sakit Emirat terdekat.

Dia mengenakan popok yang terlalu besar untuknya dan identitasnya tertulis dengan pena di selotip di sekitar dadanya, “Bayi syahid Sabreen al-Sakani.”

“Kami dapat mengatakan ada beberapa kemajuan dalam kondisi kesehatannya, namun situasinya masih dalam bahaya,” kata Dr. Mohammad Salameh, kepala unit tersebut. “Anak ini seharusnya berada dalam kandungan ibunya saat ini, tetapi haknya dicabut.”

Salameh menggambarkan Sabreen sebagai bayi yatim piatu prematur, tetapi dia tidak sendirian.

“Selamat datang untuknya. Dia adalah putri dari putraku tersayang. Aku akan menjaganya. Dia adalah cintaku, jiwaku. Dia adalah kenangan akan ayahnya. Aku akan menjaganya,” kata Ahalam al-Kurdi, nenek dari pihak ayah sembari menangis. (Aljazeera | AP | Sahabat AlAqsha)

Beri Komentar