Zionis Israel Larang Bantuan Makanan Masuk ke Jalur Gaza

Israel terus melakukan tekanan terhadap warga Palestina di Jalur Gaza. Setelah menghentikan pengiriman pasokan bahan bakar, Zionis Israel juga melarang masuknya bantuan-bantuan makanan bagi warga Gaza dari organisasi internasional antara lain PBB dan Palang Merah Internasional-ICRC.

Sebelumnya Israel masih memberi kelonggaran bagi truk-truk pembawa bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza. Hari Kamis, Israel bahkan berjanji akan mengizinkan 30 truk pembawa bantuan masuk ke Gaza, tapi Israel membatalkan janjinya dengan alasan pejuang-pejuang Israel menembakkan mortir-mortirnya ke wilayah Israel.

"Kami tidak akan bisa menyalurkan makanan ke Gaza, kecuali perbatasan-perbatasan dibuka. Kami sudah kehabisan persediaan makanan sore ini," kata Kepala Bantuan PBB untuk Palestina (UNRWA) John Ging, Kamis (12/11).

Juru Bicara UNRWA Chris Gunnes menambahkan, pihaknya terpaksa menghentikan pengiriman bantuan makanan untuk 750.000 warga Gaza karena tidak diizinkan melewati perbatasan. Ia mengecam tindakan rezim Zionis yang terus menerus membuat warga Gaza menderita.

"Membuat banyak orang putus asa dan membuat UNRWA berulangkali mengalami krisis manajemen, bukan tipikal orang yang percaya pada kemanusiaan dan stabilitas," kecam Gunnes pada Israel.

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) juga mengeluhkan sikap Israel yang melarang truk-truk ICRC masuk ke wilayah Gaza melalui perbatasan Karem Shalom, sehingga menyebabkan antrian yang panjang.

Israel mengisolasi Gaza secara total, menyusul ketegangan antara militer Israel dan pejuang Palestina di perbatasan. Ketegangan terjadi setelah pasukan Israel melanggar gencatan senjata tanggal 4 November kemarin dengan melakukan serangan ke wilayah Gaza yang memicu perlawanan dari para pejuang Palestina.

Israel berusaha menghentikan perlawanan pejuang Palestina dengan melakukan berbagai tekanan yang dampaknya ikut dirasakan warga Gaza. Israel menghentikan pasokan bahan bakar yang membuat wilayah Gaza gelap gulita karena ketiadaan aliran listrik dan menutup semua akses ekonomi warga Gaza.

Lembaga-lembaga bantuan internasional memprotes tekanan-tekanan yang dilakukan rezim Zionis terhadap warga Gaza. "Situasi kemanusiaan di Gaza makin genting," kata Katharina Ritz, kepala misi ICRC di Palestina.

Tapi protes yang dilontarkan lembaga-lembaga bantuan internasional termasuk PBB seperti bergaung di ruang hampa karena dunia internasional tetap membisu melihat kebiadaban rezim Israel terhadap warga Gaza. (ln/iol/aljz/aby)