Perancis Dirikan Pusat Rehabilitasi Bagi Warganya Yang Kembali Dari Irak Dan Suriah

French Prime Minister Manuel Valls arrives at a news conference following a government meeting on radicalisation and fight against terrorism at the Hotel Matignon in Paris, France, May 9, 2016.   REUTERS/Philippe Wojazer
French Prime Minister Manuel Valls arrives at a news conference following a government meeting on radicalisation and fight against terrorism at the Hotel Matignon in Paris, France, May 9, 2016. REUTERS/Philippe Wojazer

Eramuslim – Senin 9 Mei 2016, Perdana Menteri Manuel Valls mengumumkan niat negaranya untuk mendirikan pusat rehabilitasi khusus bagi warganya yang kembali ke Perancis setelah ikut bergabung dengan berbagai organisasi mujahidin di Irak dan Suriah.

“Pendirian pusat rehabilitasi khusus bertujuan untuk mendidik mereka yang baru saja kembali dari negara-negara konflik dan bergabung dengan faksi-faksi perjuangan disana,” ujar PM Manuel Valls kepada wartawan.

PM Manuel Valls melanjutkan, “Mereka yang masuk disini adalah para pejuang yang tidak terkait dengan masalah pidana apapun baik di dalam dan luar negeri.”

Rancananya pusat rehabilitasi akan mulai pada musim panas ini dengan target pelatihan pekerjaan dan penyadaran kembali ideologi mereka yang baru kembali ke negaranya.

Dalam konteks yang sama, PM Manuel Valls mengklaim bahwa perang melawan organisasi Negara Islam di wilayah perbatasan Irak dan Suriah berhasil mengurangi jumlah jajaran jumlah pejuang asing yang bergabung dengan organisasi menjadi 12-15 ribu pejuang.

Data yang berhasil dihimpun pemerintah Perancis menyebutkana Maroko dan negara-negara di Timur Tengah masih menjadi penumbang terbesar jajaran pejuang asing di organisasi dengan angka mencapai 50%, sedangkan Eropa mengimpor sedikitnya 5 ribu orang termasuk 900 diantaranya berasal dari Perancis. (Alarabiya/Ram)