Politico: Musim Semi Arab Belum Berakhir…

Eramuslim – Analis kenamaan Timur Tengah Koert Debeuf menyatakan bahwa Musim Semi Arab akan kembali dalam bentuk yang baru, seperti yang terjadi di Revolusi Perancis yang telah mereda selama beberapa dekade, tetapi akan kembali lagi.

Aspirasi untuk berdemokrasi dan kebebasan di dunia Arab berubah menjadi perang saudara di Suriah, Irak, Yaman, dan bukannya berubah menjadi negara demokrasi akan tetapi justru menjadi lebih represif, tulis Koert dalam analisisnya di harian surat kabar Politico yang terbit Minggu (22/01)

Saat ini penyebab meletusnya Arab Spring masih ada di negara-negara Arab dan bahkan cenderung menjadi lebih akut dari sebelumnya, dengan banyaknya kemungkinan dan alasan untuk menggelar aksi protes.

revolusi-perancis

Membaca realitas Statistik Arab menunjukkan bahwa Musim Semi Arab saat ini berubah menjadi musim gugur dan gagal. Akan tetapi menurut analisis saya bahwa protes-protes ini akan menjadi lebih kuat dan mendalam, serta berubah menjadi sebuah “revolusi menentukan.”

Koert Debeuf menekankan bahwa sejarah memberitahu kita bahwa frustrasi yang berlaku saat ini di masyarakat Arab akan berubah menjadi lebih baik di masa depan, dan Revolusi Perancis pada tahun 1789 adalah bukti bahwa revolusi gagal pada saat ini, akan tetapi justru berhasil mencapai tujuannya di abad ke-18.

Revolusi tidak berhenti saat Napoleon berkuasa pada tahun 1799 dan terus berjalan selama 80 tahun. Hasilnya adalah Perancis berubah menjadi negara deomkrasi stabil pada tahun 1870. (Dostor/Ram)