Solusi Genosida Myanmar Menurut Muslim Rohingya

Tetapi ribuan pengakuan dan testimoni dari pengungsi terdokumentasi di mana-mana, baik di dalam maupun luar negeri.

Selama sekitar satu setengah jam berada di kamp pengungsian bersama tim Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar, Antara juga beberapa kali menjadi sasaran curhat pengungsi, tanpa tahu apa yang mereka omongkan.

Seorang di antaranya adalah perempuan berwajah teramat susah, dan tergoncang, yang terus berbicara dalam Bahasa Bengali-Rohingya.

Setelah memanggil Aiman, diketahui perempuan ini punya nama Hashina Ulfa.

“Sudah sepuluh hari di kamp ini. Suami saya dibunuh di depan mata saya sendiri dan kedua anak kami,” kata Hashina. “Tolonglah kami.”

Tolong, selain kata lapar, adalah yang kerap terlontar dari mulut para pengungsi Rohingya.

“Tolong, kabarkan keadaan kami ini kepada dunia, kepada negaramu, Indonesia,” kata Hafez. (Mt/Ram)