AS Kurangi Pasukan Perdamaian di Sinai, Ganti Dengan Drone

UNSPECIFIED, UNSPECIFIED - JANUARY 07: A U.S. Air Force MQ-1B Predator unmanned aerial vehicle (UAV), flies over an air base after flying a mission in the Persian Gulf region on January 7, 2016. The U.S. military and coalition forces use the base, located in an undisclosed location, to launch airstrikes against ISIL in Iraq and Syria, as well as to distribute cargo and transport troops supporting Operation Inherent Resolve. The Predators at the base are operated and maintained by the 46th Expeditionary Reconnaissance Squadron, currently attached to the 386th Air Expeditionary Wing. (Photo by John Moore/Getty Images)

Eramuslim – Seorang pejabat Amerika Serikat mengungkapkan bahwa negaranya akan mengurangi jumlah pasukan penjaga perdamaian di wilayah Semenanjung Sinai, dan menggantikannya dengan pesawat drone.

“Pentagon masih berkomitmen penuh terhadap misi pasukan perdamaian mereka di wilayah Semenanjung Sinai. Akan tetapi kami akan menggunakan drone dan peralatan canggih lainnya untuk melakukan beberapa misi berbahaya,” ujar jubir Pentagon, Kapten Angkatan Laut Jeff Davis, dalam keterangan persnya pada hari Selasa (12/04).

Kapten Jeff melanjutkan, “Saya tidak berpikir akan ada penarikan total, tapi nantinya kita akan mengurangi jumlah tentara kami yang dikerahkan di sana dan melihat apakah perangkat dapat melakukan tugas-tugas tertentu.”

“Menhan AS Ashton Carter dan sejumlah pejabat AS telah mulai melakukan pembicaraan informal dengan Israel dan Mesir mengenai hal ini,” ungkap Kapten Jeff.

Sebanyak 700 tentara Amerika berada di wilayah Semenanjung Sinai sebagai pasukan penjaga perdamaian setelah adanya kesepakatan tahun 1979, dimana Mesir dan Zionis Israel menyepakati keberadaan pasukan pengamat multinasional untuk memantau pelaksanaan perjanjian. (Skynewsarabia/Ram)