Agar Ibadah Tak Sekadar “Kurang Piknik”

Eramuslim.com -“Mungkin kamu kurang piknik!”

Begitu tanggapan seseorang ketika kita dilanda pikiran yang tidak fokus, dilanda boring time dan seperti orang yang menderita bipolar yang emosinya tak jelas arah.

Mungkin benar, kita kurang piknik. Coba diingat kembali, kapan terakhir Anda piknik? Tiga bulan lalu? Enam bulan lalu? Atau setahun yang lalu? Baik, jika kurang piknik, Anda bisa berkunjung ke Curug Citiis di kaki Gunung Guntur, Jawa Barat atau merasakan eksotisme Air Terjun Sri Gethuk di Jogja atau tempat wisata lain yang dirasa bagian piknik yang menyenangkan bagi Anda.

Piknik sudah tuntas, bagaimana pikiran Anda? Apakah kembali fresh? Ya, pikiran saya kembali fresh.

Bila piknik sering dijadikan dalih dan dalil untuk kembali fresh, bisa habis waktu, uang dan tenaga kita hanya untuk piknik. Padahal sholat dan ibadah lain bisa kita jadikan sarana istirahat, bisa kita jadikan sarana piknik otak dan hati.

Imam Hasan Al-Banna pernah mengatakan, “Iman yang sejati, ibadah yang shahih dan mujahadah (bersungguh-sungguh) dalam beribadah dapat memancarkan cahaya dan menghasilkan manisnya ibadah…”

Sementara itu, Ibnu Taimiyah mengatakan, “Ibadah yang diperintahkan oleh syariat adalah perpaduan antara ketaatan sempurna dan kecintaan yang penuh.”