Mengapa Takwa, Iman, dan Amal Saleh Saling Melengkapi?

Masih menurut Tafsir al-Muyassar bahwa Iman adalah satu kalimat yang mengandung arti iqrar kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rosulul-Nya, hari akhir dan qadar yang baik dan yang buruk dan yang membuktikan benarnya ikrar tersebut adalah dengan ucapan dan amal dengan hati, lisan dan anggota tubuh.

Dan mereka denga bukti kebenaran iman mereka terhadap yang gaib adalah dengan menjaga pelaksanaan salat pada waktu-waktunya dengan pelaksanaan yang shahih sesuai dengan yang Allah syariatkan kepada Nabi-Nya Muhammad SAW.

Sementara, menurut  Zubdatut Tafsir, makna iman secara bahasa adalah meyakini; sedangkan makna gaib adalah semua yang dikabarkan Rasulullah yang tidak bisa dicerna akal seperti: tanda-tanda kiamat, azab kubur, hari kebangkitan, shirath, mizan, surga, dan neraka.

Disebutkan dalam hadist yang dikeluarkan Imam Muslim dari Umar dari Nabi bahwa beliau bersabda: “Iman adalah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.

Iqamah ash-sholah adalah mengerjakannya dengan memenuhi segala rukun-rukunnya, sunnah-sunnahnya, dan hai’ah-hai’ahnya dalam waktu yang telah ditetapkan.

Menurut Ibnu Abbas dalam kalimat “wa yuqimụnas-salata” yakni sholat wajib lima waktu. Dan kalimat “wa mimma razaqnahum yunfiqun” menurut Ibnu Ibnu abbas kata infaq di sini ialah zakat yang dikeluarkan dari harta mereka.

Sedangkan menurut Ibnu Jarir maksud dari infaq adalah infaq dalam arti luas yang mencakup zakat dan sedekah tanpa membedakan infaq untuk kerabat atau yang lainnya, yang wajib maupun yang sunnah, dan inilah pendapat yang benar.

Dan lalu apa pegangan bagi orang-orang yang bertakwa agar tidak tersesasat di dunia. Allah mengatakan dalam surah Al-Baqarah pegangannya orang yang bertakwa itu adalah Alquran. “Kitab Alquran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.”

Menurut Tafsir al-Mukhtashar menyampaikan bahwa Alquran yang agung itu tidak ada keraguan di dalamnya. Baik dari segi proses turunya maupun lafal dan maknanya.

“Alquran adalah firman Allah yang membimbing orang-orang bertakwa ke jalan yang menghantarkan mereka kepada-Nya,” katanya.

Sementara menurut Tafsir al-Muyassar bahwa Alquran itu adalah kitab yang agung yang tidak ada keraguan bahwasanya ia datang dari sisi Allah, maka tidak benar bila ada seseorang yang ragu-ragu terhadap nya karena begitu jelasnya alquran itu.

Di mana orang-orang yang bertaqwa dapat mengambil manfaat dengannya berupa ilmu yang bermanfaat dan amal saleh dan mereka itu adalah orang-orang yang takut kepada Allah dan mengikuti hukum-hukum-Nya. (rol)