Renungan Aa Gym: Hasbunallah Wa Nimal Wakiil

Setelah orang itu siap, penunjuk jalan berkata lagi. “Kamu ikuti saja, saya sama sekali tidak akan menyesatkan. Dijamin sampai dan selamat kalau kamu pasrahkan sepenuhnya kepada saya. Karena saya juga yang membangun rumah itu.” Lalu mereka pun berangkat.

Ketika jalan mulai menanjak, orang itu berkata. “Mengapa harus lewat jalan menanjak?” Lalu dijelaskan bahwa di atas pegunungan banyak pohon buah-buahan yang Iezat. “Oh, ya!” katanya langsung semangat mendahului. Tak lama kemudian dia pun berteriak, “Ada babi hutan!” “Tenang,” kata penunjuk jalan, “Babi hutan tak bisa belok, miring saja sedikit.”

Sesudah dirasa cukup, penunjuk jalan menuntunnya meneruskan perjalanan menuruni dinding bukit yang licin. “Sudah naik, mengapa turun lagi? Apalagi ini licin,” kata orang itu. Lalu dijawab bahwa di bawah ada mata air yang jernih dan segar. Maka dia pun jadi semangat meluncur.

Saudaraku, dari ilustrasi kisah ini, ada hikmah yang dapat kita petik. Hikmahnya, kita harus patuh dan pasrah saja kepada Allah. Sebab Allah adalah Pemilik kita. Allah Yang Mahabaik lebih menghendaki kita bahagia dibanding kita sendiri. Karena itu kita diberi beragam peraturan. Tapi kita sendiri yang suka memilih melanggar dengan sok pintar dan sok keren. Sehingga hidup kita sendiri pula yang diliputi kebingungan, resah, gelisah, dan sengsara.

Allah Pemelihara dan Penjamin kita. Dia-Iah yang paling menginginkan kita selamat menjadi ahli surga. Sedang kita sendiri kurang ingin ke surga. Cirinya, kita suka berbuat maksiat yang mencelakakan diri, serta kurang berani mengakui dan menyesali kesalahan sendiri. Kita kurang mau menuruti-Nya. Padahal seluruh perintah Allah SWT itu merupakan jalan ketenangan, kebahagiaan dan keselamatan.

Seperti salat kita yang asal, rakus saat ada makanan, dan sering bermaksiat. Kalau Allah gemas pada kita, minimal kita sudah disambar petir.Tetapi Allah Yang Maha Pengasih, Penyayang dan Pengampun masih memberi kita kesempatan untuk segera memperbaiki diri. Agar kita cepat bertobat, patuh, dan memasrahkan hidup dan mati kita hanya kepada-Nya.