Doa Pakai Bahasa Arab atau Indonesia, Mana Lebih Utama?

Eramuslim – Dalam sebuah pernyataannya, Menteri Agama Fachrul Razi, meminta seorang imam masjid saat memberikan khutbah dalam doanya kiranya dapat menggunakan bahasa Indonesia selain bahasa Arab.

Hal ini mengingat tidak semua warga masyarakat atau jamaah paham dengan bahasa Arab. Jika disisipkan bahasa Indonesia, doa yang disampaikan lebih dapat dimengerti jamaah.

“Dalam berdoa gunakan juga bahasa Indonesia agar umat dan masyarakat mengerti, karena tidak semua umat, warga bangsa ini mengerti bahasa Arab,” kata Menag Jenderal (Purn) Fachrul Razi, beberapa waktu lalu.

Lantas sebenarnya, manakah lebih utama bahasa Indonesia ataukah bahasa Arab? Menurut Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI), M Cholil Nafis, berdoa menggunakan bahasa Indonesia ketika shalat Jumat sebenarnya sudah berjalan lama namun lebih afdhal menggunakan bahasa arab.

 

“Kalau di Indonesia berdoa menggunakan bahasa arab kemudian diterjemahkan ke bahasa Indonesia sudah jamak dan lazim. Tetapi dengan bahasa apapun sama saja,” jelas dia kepada Republika.co.id, Ahad (3/11).

Namun jamaah di Indonesia memang banyak yang tidak mengerti bahasa arab. Namun karena doanya merupakan doa bil matsur (doa yang diteladankan Rasulullah SAW). Doa tersebut adalah doa yang mempunyai banyak keutamaan dan kelebihan tersendiri. Kandungan doanya adalah penuh kebaikan, dan maknanya dijamin kebenarannya.

“Hal ini dikarenakan doa-doa ini telah termaktub abadi dalam Alquran dan sunah, sehingga harus kita utamakan,” kata dia.

Sehingga lebih afdhal menggunakan bahasa arab. Kebanyakan khotib minimal fasih membaca Alquran dan bisa berbahasa arab jadi mereka lebih nyaman berdoa berbahasa arab.

Selain itu berdoa berbahasa arab memang lebih lama dibandingkan berbahasa Indonesia. “Di Indonesia sudah lama khutbah berbahasa Indonesia namun doa tetap berbahasa arab dengan terjemahan bahasa Indonesia,”jelas dia. (rol)