Ambil Manfaat Dari Kekalahan

Ibnu Taimiyah berujar untuk meremehkan para musuhnya,” Sesungguhnya penjaraku itu adalah khalwat pengasinganku, bila ku diusir , itu adalah wisataku, dan bila berakhir dengan kematianku , itu adalah syahidku”

Dan bagi orang yang berjiwa besar , bencana itu berubah menjadi kenikmatan yang dihadapinya dengan penuh senyum, bukan dengan rasa dukacita.

Ada kisah seperti ini, seorang wanita yang ikut suaminya, seorang serdadu, pindah ke daerah tandus. Ia merasa jemu dengan kehidupan di situ, ia bermaksud meninggalkan suaminya sendirian dan kembali pulang kepada keluarganya. Wanita itu berkata , “Akan tetapi datang sepucuk surat dari ayahnya yang hanya berisi dua baris kalimat. Dua baris kalimat tersebut selalu berdengung di dalam sanubarinya, karena telah merubah seluruh jalan hidupku. Yaitu, “Ada dua orang tahanan melihat keluar dari sisi jendela, seorang melihat lumpur dan seorang lagi melihat bintang.”

Wanita itu melanjutkan, “ Saya membaca dua kalimat itu berulang ulang. Akhirnya saya menjadi malu sendiri. Saya mengambil keputusan untuk melihat sisi yang baik dari situasi yang sedang kuhadapi. Dan saya akan melihat bintang !.”

Yang terpenting dalam kehidupan ini bukanlah membesar -besarkan apa yang telah kita menangkan, karena orang bodoh pun mampu melakukan hal ini. Tetapi yang benar benar penting dalam kehidupan ini adalah mengambil keuntungan atau manfaat dari kekalahan kita.

Ketika Abdullah bin Abbas kehilangan pandangan matanya, ia sadar bahwa ia akan menghabiskan sisa umurnya dalam keadaan buta, terpenjara dalam kegelapan, tanpa dapat melihat kehidupan dan orang orang hidup. Namun ia tidak mengeluh, bahkan diterimanya takdir yang telah ditentukan itu, kemudian ia berujar dengan kalimat kalimat yang dapat meringankan musibah dan menumbuhkan rasa ridha, ia berkata :

“Jika Allah mengambil cahaya kedua biji mataku, maka masih ada lisan dan pendengaranku masih ada cahaya. Kalbuku cerdas dan akalku tidak rusak. Dan dalam mulutku tajam ibarat pedang yang turun temurun.

Syeikh Muhammad Al Ghazali