Panggilan dari Makkah

Tak pernah terlintas dalam hati dia, bahwa ia akan bisa kembali ke Arab Saudi apalagi ke Makkah yang mulia. Tak pernah terlintas sedikitpun akan ada seseorang datang padanya dan menawarkan sesuatu yang segalanya mudah pada dirinya.

Kembali ke Laptop?

Jika kita dianggap sudah siap menerima suatu hal, maka Allah akan memberikannya untuk kita, sesuai kebutuhan kita, dan bukan apa yang kita inginkan.

Saudara yang Terabaikan

Mereka juga muslim yang berarti saudara seiman dengan saya Tak sepantasnya saya mengabaikan mereka Bahkan ucapan salam pun belum sempat terucap dari bibir saya.

Arti Sebuah Sepi

Bersyukurlah masih punya orang tua Jadi yatim piatu kayak aku gak enak lho Sunyi Itu kata-katanya padaku saat itu Kata-kata itu mungkin hadir dari hatinya yang paling dalam.

Senyuman di Hotel

Diapun mengungkapkan alasan, “nyuwun sewu Pak, kulo awam, tapi pernah denger kanjeng ustad bilang kalau senyum itu ibadah, gratis tur gampang. Lha wong Gusti Allah memberi kita peluang & kemudahan untuk dapat pahala kenapa ndak dipake, nggih

Kenapa Mesti Malu?

"Bukan kita yang mesti malu dengan pakaian yang kita pakai. Lagipula kenapa kita mesti malu? Bukankah kita memakai pakaian yang memang disuruh Allah.

Bekal untuk Malam Pertama

Lagi-lagi, peristiwa-peristiwa kematian yang masih bisa disaksikan oleh kita yang masih hidup, memang perlu ditadaburi dengan sepenuh hati. Kita sedang berjalan menuju gerbang kematian. Entah giliran yang ke berapa?

Mimpi Kolektif

Ketika setiap orang dalam sebuah tim sudah merasakan perasaan yang senasib sepenanggungan. Ketika satu sama lain merasa sedih ketika yang lain mendapatkan musibah dan merasa senang ketika yang lain mendapatkan kebahagiaan, membuat sebuah mimpi kolektif

Kado untuk Suamiku

Ternyata benar jika pernikahan menjadikan kami saling melengkapi,
hari demi hari, kerapuhanku mulai berkurang. Sebaliknya, sikap keras dan ketus suami juga sedikit demi sedikit berganti menjadi tegas namun lembut.

Keputusan Terbaik

Pada saat saya bertanya kepada pemilik toko yang orang India, mereka mengatakan, "Dulu kami menyediakan Kompas, Jawa Pos, Gatra, dan Tempo, tapi sekarang kami sudah tidak melayani lagi, sebab tidak laku. Orang-orang Indonesia tidak gemar membaca.&