Sejarah Munculnya Azan Sebagai Penanda Salat & Mimpi 2 Sahabat Rasulullah

Mimpi Abdullah bin Zaid

Mengutip dari Siah Nabawi (Ibnu Hisyam, 2018), diketahui seorang sahabat yang bernama Abdullah bin Zaid menghadap pada Nabi Muhammad SAW. Abdullah bercerita bahwa ia baru saja bermimpi melihat seruan azan pada malam sebelumnya.

Dalam mimpinya tersebut, Abdullah bin Zaid didatangi oleh seorang berjubah hijau yang membawa lonceng. Abdullah bin Zaid berniat membeli lonceng miliki seorang berjubah hijau tersebut untuk memanggil orang-orang agar salat.

Tetapi, seseorang yang berjubah tersebut memberikan saran padanya untuk mengucapkan serangkaian kalimat sebagai penanda waktu salat tiba.

Serangkaian kalimat azan yang dimaksud yaitu: Allahu Akbar Allahu Akbar, Asyhadu alla ilaha illallah, Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah, Hayya ‘alash sholah hayya ‘alash sholah, Hayya ‘alal falah hayya ‘alal falah, Allahu Akbar Allahu Akbar, dan La ilaha illallah.

Mimpi Umar bin Khattab

Mendengar cerita tersebut, Nabi Muhammad SAW lantas meminta Abdullah bin Zaid untuk mengajari Bilal bin Rabah cara melafalkan kalimat-kalimat tersebut.

Ketika Bilal bin Rabah mengumandangkan azan, sahabat nabi, Umar bin Khattab yang sedang berada di rumah mendengarnya.

Umar bin Khattab kemudian segera menemui Nabi Muhammad SAW dan menceritakan bahwa dirinya pun bermimpi tentang hal yang sama dengan Abdullah bin Zaid. Umar bin Khattab bermimpi azan sebagai tanda masuknya waktu salat.

Nabi Muhammad SAW Mendapat Wahyu Tentang Azan

Melansir dari islam.nu.id, dalam satu riwayat, Nabi Muhammad SAW disebutkan telah mendapat wahyu tentang azan. Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW membenarkan apa yang disampaikan oleh Abdullah bin Zaid.

Sejak saat itu, azan resmi dijadikan penanda masuknya waktu salat untuk umat Islam. Menurut pendapat yang lebih sahih, azan pertama kali di syariatkan di Kota MadinaH di tahun pertama Hijriyah.

[Merdeka]