3 Peristiwa Gerhana Matahari pada Era Rasulullah

  1. Gerhana matahari 3 Oktober 628 M

Pada 3 Oktober 628, terjadi lagi gerhana matahari pada periode Madinah. Jika dikonversikan, gerhana ini terjadi pada Senin 29 Jumadil Awal 7 H.

Menurut perhitungan secara astronomi (Solar Eclipse Explorer-NASA), gerhana matahari sebagian itu terjadi pada pukul 06:18 (terbit) WMd, sementara gerhana maksimum terjadi pukul 06:28:02 WMd dan berakhir pada pukul 06:58:13 WMd.

Namun, tampaknya tidak ada riwayat bahwa Nabi SAW melaksanakan shalat gerhana pada masa itu. Barangkali karena gerhana ini tidak dapat dilihat dengan mata telanjang sebab keadaannya saat itu matahari tertutup dan piringan hanya muncul 12 persen.

  1. Gerhana matahari 27 Januari 632

Gerhana ini terjadi pada Senin, 27 Januari 632, jelasnya pada 29 Syawal 10 H. Gerhana ini termasuk gerhana matahari cincin yang terjadi pada pukul 07.15 WMd dan berakhir pada 09.54 WMd.

Inilah gerhana di mana Rasulullah SAW diriwayatkan telah melakukan shalat sunnah gerhana matahari secara berjamaah. Saat itu gerhana matahari juga melewati sejumlah negara seperti Afrika, Arab Selatan, India, dan Asia Tengah.

Secara kebetulan, pada hari yang sama, putra Nabi Muhammad SAW yang bernama Ibrahim bin Muhammad wafat dalam usia 16 tahun. Orang-orang Arab pra-Islam pada masa itu percaya bahwa gerhana merupakan salah satu tanda kematian tokoh penting. Namun, Nabi SAW mengatakan, tidak adanya keterkaitan antara gerhana dan kematian putranya. Gerhana ini terjadi semata-mata bentuk wujud kekuasaan Allah SWT.

Nabi mengatakan, “Matahari dan bulan adalah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. Terjadinya gerhana bukan karena kematian atau kehidupan seseorang. Maka, bila melihatnya berzikirlah kepada Allah SWT dengan mengerjakan shalat.” (HR Bukhari).  (rol)