Cara-Cara Keji yang Digunakan dalam Propaganda Anti-Islam

Contoh lainnya dapat dilihat ketika tidak dikutipnya ayat-ayat Alquran, Hadits Nabi ataupun kisah-kisah dalam shirah, yang menggambarkan kemuliaan ajaran Islam atau sifat-sifat agung dan tanda-tanda kerasulan Nabi SAW. Padahal, semua ini sama-sama ada dalam kitab-kitab yang mereka gunakan untuk menghujat ‘keburukan moral’ Islam dan Nabi.

Metode keempat adalah penggunaan standar ganda dalam menghujat Islam dan Nabi. Ini biasanya dilakukan oleh kalangan anti-Islam dari golongan Kristen fundamentalis. Contohnya Nabi SAW dituduh nabi palsu dengan alasan beliau melakukan peperangan dan beristri banyak.

Padahal, dalam kitab suci mereka sendiri didapati kisah para Nabi yang berperang dan yang memiliki banyak istri. Atau seperti ketika Nabi dituduh sebagai pedofil karena menikahi Aisyah yang masih kecil berdasarkan standar modern yang tidak dikenal pada zaman kontemporer beliau. Tradisi ini tidak mendapatkan satu pun kecaman terutama dari musuh-musuh beliau saat itu yang selalu berusaha mencari kesalahan untuk dihujat.

Metode kelima adalah pengaburan sejarah Islam. Islam dituduh sebagai sumber keterbelakangan dan kemunduran. Padahal jelas sejarah menunjukkan kemajuan peradaban Islam jauh sebelum majunya peradaban di Barat.

Islam dituduh pula sebagai penyebab sikap tidak toleran terhadap mereka yang berbeda agama. Padahal sejarah jelas menunjukkan bahwa umat Islam dapat hidup berdampingan dengan umat lainnya sejak zaman Nabi SAW di Madinah. Sejarah juga menunjukkan bahwa ketika dilancarkan inquisition di Spanyol pada abad pertengahan, berbondong-bondong orang Yahudi lari keluar Spanyol dan diberikan perlindungan di dalam kekhalifahan Islam. Ini menunjukkan anti-Semit tidak dikenal di dalam Islam seperti yang sering dituduhkan.

Metode keenam adalah penggunaan generalisasi. Ini biasanya dikaitkan dengan peristiwa kekerasan ataupun terorisme yang terjadi dalam pergolakan politik dunia Islam. Perbuatan sekelompok kecil orang Islam yang menyimpang dari ajaran Islam dinilai mewakili semua orang Islam, atau diidentikkan dengan ajarannya dan contoh dari Nabinya.

Seharusnya mereka sadar bahwa menilai suatu agama tidak bisa dilihat dari perbuatan pemeluknya, tapi dilihat dari ajaran agama tersebut. Meskipun terorisme jelas dilarang dalam Islam dan mayoritas umat Islam mengutuknya, kalangan anti Islam tetap menyebarkan propaganda mereka bahwa Islam dan Muslim mendukung terorisme. (Rol)