Covid-19 dan Kearifan Lokal Nusantara

Slogan yang selalu muncul dan terdengar di media online maupun offline yaitu stay at home, budayakan cuci tangan, physical disctancing, dan social disctancing. Pengejewantahan slogan-slogan diatas tadi disampaikan dengan beberapa cara yang unik, mulai dari karikatur, film pendek, bahkan video lucu menghiasi jagat media. Dampak dari pandemi global ini sangat terasa, baik itu dari sisi kesehatan maupun ekonomi nasional.

Dalam sisi kesehatan sendiri ada sangkut pautnya dengan ekonomi yang sengaja di settingguna mencapai tujuanyang dicapai, yaitu harga yang melambung tinggi. Mulai dari masker,  Alat Pelindung Diri medis, dan merembet pada cairan pembuatan disinfektan. Berbagai bentuk protes yang disampaikan tim penanganan covid 19 ini mulai dari cuitan di media sosial hingga mengancam akan melakukan mogok.

Kemudian kita akan beralih pada sisi ekonomi yang dua bulan yang lalu hingga sekarang mengalami kerugian. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan terdapat empat sektor yang paling tertekan akibat wabah virus corona Covid-19 yaitu rumah tangga, UMKM, korporasi, dan sektor keuangan. Disampaikan saat konferensi pers Jakarta Rabu 01 april 2020.

Melihat  ke belakang sebentar tentang penanggulangan dan pencegahan Corona Virus Disease 19. Berbagai permasalahan yang saya utarakan diatas menjadi polemik yang dapat memunculkan sebuah masalah baru, baik dari jajaran pemerintah ataupun rakyat.Di Lab-lab canggih dan mahal para ilmuwan sibuk ber-ijtihad dan ber-tajribah untuk mencari vaksin Corona. Ada ikhitiar mRNA-1273 dari Moderna, Ad5-nCoV dari CanSino Biologics, ChAdOx1 dari University of Oxford, BNT162 dari Pfizer dan BioNTech, INO-4800 dari Inovio Pharmaceuicals, Vaksin dari Novavax, Vaksin dari CureVac, Ii-Key peptide COVID-19 dari Generex Biotechnology, Oral recombinant COVID-19 vaccine dari Vaxart, Self-amplifying RNA vaccine dari Imperial College London, Plant-based COVID-19 vaccine dari Medicago, DNA-based vaccine for COVID-19 dari Takis Biotech, Vaksin dari Johnson & Johnson dan BARDA, Intranasal COVID-19 vaccine dari Altimmune. Para ilmuwan di mana saja, Amerika Serikat, China sendiri, Rusia, Australia, Inggris, bahkan di Kotegede.

Sebagai generasi penerus bangsa sudah selayaknya kita mengingat kembali warisan Nenek Moyang kita dulu. Seringkali kita menjumpai bahkan lumrah orang tua zaman dulu berumur panjang bahkan ada yang lebih. Menurut sumber dari berita harian kompas, manusia tertua di Indonesia tercatat yakni bernama Mbah Arjo Suwito. Beliau berasal dari Dusun Sukomulyo, Desa Gadungan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten  Blitar. Berdasarkan catatan di buku desa, mbah Arjo tercatat lahir pada 1825. Akan tetapi beliau menghembuskan nafas terakhirnya, Selasa (21/5/2019) malam.

Agaknya belajar dari mbah Arjo dan leluhur nusantara guna menumbuhkan semangat kebangsaan cinta tanah air, bahwa budaya yang dilakukan beliau semasa hidup seyogyanya bukan hanya di ilhami secara estetik. Akan tetapi sebuah pengetahuan dan ilmu yang perlu digali agar anak cucu kita tahu bahwa bagsa Indonesia adalah bangsa yang hebat dulu, sekarang dan besok.

Ihwal pertama yang perlu kita preteli satu persatu adalah budaya cuci tangan. Secara sempit saya akan coba menjelaskan budaya menjaga kebersihan dari luar rumah mayarakat jawa yang kini keberadaannya tidak tahu kemana. Jauh Sebelum covid-19 merembeh di seluruh dunia masyarakat jawa memiliki budaya dan atau tradisi menyediakan padasan berisi air didepan rumah. Biasanygaa wadah air yang terbuat dari tanah liat ini diletakkan di luar pagar, sebelum masuk pekarangan rumah. Secara awam padasan berarti gentong atau tempayan berisi air yang terbuat dari tanah liat.