Gaya Hidup Minimalis Sedang Trend, Minimalkan Hedonisme

Buku yang lebih baru tentang hidup minimalis adalah karya Francine Jay (2016), dengan judul ’A Minimalist Guide to Declutter, Organize, and Simplify’, dan diterjemahkan dengan judul ‘Hidup Minimalis: Petunjuk Minimalis Menuju Hidup yang Lebih Apik, Tertata, dan Sederhana’.

Melalui buku-bukunya itu, Marie Kondo dan Francine Jay telah mendorong bangkitnya gaya hidup minimalis yang menginspirasi banyak orang untuk mengurangi ‘ketergantungan’ dengan harta duniawi. Gaya hidup minimalis secara singkat dapat diartikan sebagai gaya hidup yang berlawanan arus dengan konsumtivisme.

Caranya dengan membatasi diri dalam memiliki, membeli, atau mengonsumsi banyak hal. Lihatlah, betapa banyak orang yang membeli barang-barang yang sebetulnya tidak mereka perlukan. Memiliki banyak barang berarti harus memiliki lebih banyak waktu, uang dan tenaga untuk merawat barang-barang itu.

Dave Bruno menambahkan, terdapat tiga prinsip utama untuk hidup minimalis, yakni reduce (mengurangi), refuse (menolak barang tidak berguna), dan rejigger (menata ulang).

Maka sebaiknya, sebelum barang-barang itu menumpuk, kita sudah memiliki kepiawaian untuk memilah barang yang benar-benar dibutuhkan. Dave Bruno juga berprinsip bahwa setiap ada barang baru yang dia peroleh, maka harus ada barang lama yang didonasikan.