Di Tengah Larangan Burqa, Masjid Terbesar di Perancis Mulai Dibangun

Meski masih dilanda kontroversi tentang laranga cadar, muslim Perancis boleh sedikit berbahagia karena masjid terbesar akan mulai dibangun di Marseille. Acara peletakan batu pertama pembangunan masjid itu dihadiri oleh para pemuka agama Islam di Prancis serta pejabat pemerintah Perancis.

Marseille merupakan kota kedua terbesar di Negeri Menara Eiffel itu, dengan jumlah warga muslimnya sekitar 250.000 orang. Pembangunan masjid di Marseille, bukan hanya akan menjadi masjid terbesar tapi juga akan menjadi simbol Islam di tengah masyarakat modern Perancis.

Dengan dibangunnya masjid itu, komunitas muslim di Marseille, tidak perlu lagi menggelar salat jamaah di ruang-ruang bawah tanah, tempat-tempat sewaan atau garasi. Uniknya, masjid di Marseille akan dilengkapi dengan menara setinggi 25 meter, mengingat beberapa negara Eropa belakangan ini sangat antipati dengan menara masjid.

Kompleks masjid terdiri aula utama untuk salat yang mampu menampung sekitar 7.000 orang, ruang perpustakaan, ruang kelas untuk belajar Al-Quran, restoran dan kantin. Pembangunan masjid ini ditargetkan selesai pada tahun 2012.

Masjid Marseille adalah buah perjuangan kaum Muslimin di Perancis yang sudah selama 60 tahun mengkampanyekan wacana pembangunan masjid raya di negeri itu. Perjuangan itu menampakkan titik cerah setelah pada tahun 2001, Walikota Jean-Claude Gaudin, mendukung rencana pembangunan mega proyek masjid dengan biaya sebesar 27 juta dollar AS. Gaudin berpendapat, mendukung pembangunan masjid baru akan membantu integrasi komunitas muslim ke tengah masyarakat Perancis.

"Masjid ini adalah wajah Islam yang nyata di Perancis, sebuah pengakuan bahwa komunitas muslim memiliki status yang sama dengan penganut agama Katolik dan penganut agama lainnya di negeri ini," kata Nourredine Cheikh, presiden asosiasi yang menggalang kampanye pembangunan masjid agung di Perancis.

Warga Muslim Perancis menyambut gembira pelaksanaan pembangunan masjid di Marseille. "Kami sangat bahagia, masjid itu akhirnya menjadi kenyataan. Masjid ini akan membantu meredam mereka yang selama ini takut pada agama Islam," kata Salima Bassousilia, seorang warga muslim Perancis.

Masjid di Marseille ini tidak akan mengumandangkan suara azan dengan pengeras suara, tapi akan menyalaka lampu yang akan berkelip lima kali untuk menandakan datangnya waktu salat. Cheikh, muslim Perancis kelahiran Aljazair yang berpofesi sebagai pengusaha berharap negara-negara seperti Arab Saudi dan Malaysia serta negara-negara di Afrika mau membantu pendanaan pembangunan masjid itu. (ln/ CNA)