Rektor UIN Alauddin: Jangankan Syiah, Komunis pun Kami Terima…

Menurutnya, persoalan Syiah dan Sunni sudah selesai. Secara akademis telah dibahas secara tuntas. Tidak ada lagi yang perlu dipersoalkan. Masalah pengamalan itu individu.

Tim Forum Pegiat Media Islam (Forpemi) Sulawesi Selatan yang meliput jalannya dialog itu, menangkap kesan tidak bersahabat dari Rektor UIN kepada para tamunya.

Berkali-kali Rektor UIN, yang pernah berkunjung ke Iran selama sepekan itu, tampak meninggikan suara dengan pernyataan yang disampaikan. Beruntung perwakilan LBH Muslim Makassar selalu menyanggahnya dengan dalil hukum, sehingga Musafir pun memilih mengalah.

Ketua LPPI Indonesia Timur, Kyai HM Said Abd Samad, Lc., menjelaskan maksud kedatangannya bahwa hanya sekadar ingin memberikan saran dan masukan ke UIN Alauddin sebagai salah satu kampus Islam terbesar di kawasan timur Indonesia.

Wakil Pimpinan Muhammadiyah Daerah Makassar itu memaparkan tentang perlunya paham Syiah diwaspadai. Apalagi para pengikutnya sudah terang-terangan masuk ke kampus-kampus.

“Kullukum Ra’in wa Kullukum Mas’ulun…..Kalau mahasiswa ini setelah mendengar penjelasan-penjelasan yang menarik, lalu terpengaruh dengan Syiah, bukankah ini bukan tanggung jawab (Prof) di akhirat!” tegas Kyai Said.

Dalam kesempatan itu, Kyai Said berjanji akan kembali menemui Musafir Pababari dan berdialog langsung yang membahas masalah Syiah.

Sebelum pertemuan itu digelar, Kyai Said terlebih dahulu menyanggah dan membantah pernyataan Ghasem Muhammadi dan Ebrahim Zargar, dua pengajar dari Al Mustafa International University of Iran, saat menjadi pembicara di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin.

Sumber: Tim Forum Pegiat Media Islam (Forpemi) Sulsel