Liberalisasi Agama dalam Proyek Radikalisme

Eramuslim.com – Tidak hanya liberalisasi di sektor ekonomi, Barat pun melakukan liberalisasi agama. Islam hendak diliberalkan dalam seluruh aspek kehidupan. Baik dalam kepemilikan, keyakinan, berperilaku, dan pemikirannya. Tujuannya tidak lain adalah tetap tegaknya ideologi Kapitalisme sekuler-liberal di Dunia Islam dan langgengnya penjajahan mereka (neo-imperialisme) di tangan rezim berkuasa.

Maka menjadi suatu hal yang penting -bagi Barat- bagaimana menjauhkan umat dari Islam yang sebenarnya (Islam kaffah). Barat menginginkan agar umat memahami Islam dengan metode berpikir Barat dan menjadikan tolak ukur, pemahaman, dan pemikiran kaum Muslim menyimpang, rancu, dan rusak.

Barat kemudian menciptakan berbagai pemikiran palsu dan memanipulasi wajah Islam dan pengemban dakwahnya sedemikian rupa sehingga terlihat hitam, kotor, dan jahat. Terlebih gelombang kesadaran umat dalam ber-islam pada kurun dua dekade terakhir kian menguat.

Proyek Barat

Barat dan rezim-rezim bonekanya di negeri-negeri Muslim -termasuk rezim negeri ini- berada dalam ketakutan luar biasa terhadap kembalinya Islam sebagai negara adidaya untuk kedua kalinya. Sebab, pasca runtuhnya Komunisme, satu-satunya ideologi yang menjadi ancaman paling menakutkan bagi Dunia Barat adalah Islam.

Mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, pernah menyatakan ideologi Islam sebagai ‘ideologi setan’ (evil ideology). Dalam pidatonya pada Konferensi Kebijakan Nasional Partai Buruh Inggris, Blair menjelaskan ciri ideologi setan, yaitu menolak legitimasi Israel, memiliki pemikiran bahwa syariah adalah dasar hukum Islam, dan kaum Muslim harus menjadi satu kesatuan dalam naungan Khilafah serta tidak mengadopsi nilai-nilai liberal dari Barat.