AS Akan Operasikan Militernya di Laut China Selatan, Tak Akui Klaim Sepihak RRC

uss lassenEramuslim.com – Menteri Pertahanan Ashton Carter mengatakan AS akan melanjutkan operasi di Laut Cina Selatan (LCS), kendati kehadiran kapal perusah USS Lassen memicu kemarahan Beijing yang secara sepihak mengaku-aku bahwa Laut China Selatan merupakan wilayah teritorinya.

Kepada Komite Angkatan Bersenjata di Senat AS, Carter mengatakan, “Ada operasi angkatan laut di LCS dalam beberapa hari terakhir, dan akan berlanjut dalam beberapa pekan hingga bulan mendatang,”

“Kami akan terbang, berlayar, dan beroperasi dimana pun sesuai hukum internasional, dan setiap kali kebutuhan operasi kami memerlukannya,” tambahnya.

Pengiriman USS Lassen pada jarak 12 mil laut dari salah satu pulau buatan di Kepulauan Spratly, Laut China Selatan, terjadi Senin (26/10). Menurut Pentagon, manuver itu untuk meyakinkan sekutu AS; Jepang, Vietnam, dan Filipina, menghadapi tindakan China yang mengklaim secara sepihak mengenai kepemilikan wilayah.

“Kami telah membuat komitmen ini sebagai bagian upaya penyeimbangan kekuatan di Asia-Pasifik, yang sangat penting untuk masa depan AS, ” kata Carter lagi, kepada anggota parlemen AS.

Namun, Gedung Putih mengarahkan pejabat Pentagon untuk tidak secara terbuka membahas langkah yang ditempuh angkatan laut AS. Akibatnya, banyak angggota kongres tidak mengetahui manuver Carter. Senator Dan Sullivan dari Republik Alaska menekan Carter untuk mengkonfirmasi berita pengiriman kapal perang itu.

“Apakah itu benar? Apakah kita melakukan itu? ” tanya Sullivan dalam sidang kongres. Kepala Pentagon menolak untuk memberikan jawaban afirmatif.

Menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pejabat AS, Carter akhirnya menjelaskan, “Saya tidak suka berbicara tentang operasi militer,” katanya. “Tapi apa yang Anda baca di koran akurat.”

Washington menuduh Beijing melakukan program reklamasi ilegal dengan pembangunan pulau buatan di LCS, serta mengatakan bahwa proyek China itu adalah militerisasi wilayah. Aksi AS dikutuk dan membuat marah Beijing. Kementerian Luar Negeri China memanggil duta besar AS pada Selasa (27/10) untuk memprotes langkah tersebut. Namun AS mengaku tidak gentar dan menyatakan RRC telah menyalahi peraturan internasional terkait LCS..(ts)