Best Seller, Buku “P is For Palestina” Jadi Buruan Warga Amerika Serikat

Bashi juga ingin memperbaiki gambaran bahwa agama Nasrani bukan hanya dipandang sebagai produk barat. Padahal, sebenarnya umat Kristiani memiliki ikatan budaya dengan Palestina sebagai tempat asal agama mereka. “Saya ingin menunjukkan bahwa agama Kristen justru lahir di Palestina,” katanya.

Bashi kemudian menghubungi Golrokh Nafisi, seorang illustrator kelahiran Iran yang banyak membuat karya animasi anak-anak. Bashi dan Nafisi kemudian menciptakan buku bergambar menarik dan indah, yang menjelaskan Palestina dengan abjad A-Z.

Pemilihan abjad dan keterangannya pun dilakukan Bashi dengan mempertimbangkan aspek Palestina. Huruf A dimulai dengan penjelasan tentang Al-Quds, nama Arab untuk kota suci Yerusalem. B mewakili Bethlehem, yang merupakan kota kelahiran Nabi Isa menurut kepercayaan umat Kristiani. C digambarkan Bashi sebagai “Christmas coziest in Jesus Christ’s country, with the crunchiest candy,”. Ada pula J untuk Jesus, dan N mewakili Nazareth.

Bashi juga menyertakan istilah yang dikenal dalam budaya Palestina yaitu Dabkeh (tarian tradisional Palestina), Falafel (makanan khas Palestina), dan Kaffiya (selendang Palestina yang kerap dipakai kaum pria).

Kehebohan mulai muncul tatkala Bashi mewakili abjad I dengan keterangan Intifada. Dalam penjelasannya, Intifada yang berasal dari bahasa Arab berarti perjuangan untuk mendapatkan hak, yang dilakukan oleh anak-anak dan orang dewasa.

Pemilihan kata Intifada sontak membuat berang warga Israel, yang merasa kehadiran mereka tidak dianggap. Bashi sendiri mengatakan, Intifada merupakan pilihan yang tepat karena berhubungan dengan perjuangan rakyat Palestina.

Karena dianggap membela Palestina, tidak ayal buku ini mendapat kecaman dari kelompok pro-zionis. Bahkan, penerbit buku Book Culture yang bermarkas di New York berkali-kali menerima ancaman pembunuhan.