Cina Incar 11 Miliar Barel Cadangan Minyak di Laut Cina Selatan

Baik Beijing maupun Hanoi tidak secara langsung mengkonfirmasi atau membantah laporan tersebut.

“Amerika Serikat dengan tegas menentang pemaksaan dan intimidasi oleh setiap penuntut untuk menegaskan klaim teritorial atau maritimnya,” kata Departemen Luar Negeri.

“Cina harus menghentikan perilaku intimidasi dan menahan diri dari terlibat dalam aktivitas provokatif dan destabilisasi jenis ini,” tambahnya.

Departemen Luar Negeri menegaskan pernyataan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo awal tahun ini ketika dia mengatakan, “dengan menghalangi pembangunan di Laut Cina Selatan melalui cara-cara memaksa, Cina mencegah anggota ASEAN dari mengakses lebih dari US$ 2,5 triliun (Rp 34.841 triliun) cadangan energi yang dapat dieksplorasi.”

Departemen Luar Negeri juga mengatakan bahwa tekanan Cina yang meningkat terhadap negara-negara ASEAN, dengan membatasi hak mereka untuk bermitra dengan perusahaan pihak ketiga atau negara-negara yang ingin mengambil alih sumber daya minyak dan gas di Laut Cina Selatan.

“Reklamasi dan militerisasi Cina atas pos-pos yang disengketakan di Laut Cina Selatan, termasuk penggunaan milisi maritim untuk mengintimidasi, memaksa, dan mengancam negara-negara lain, merusak perdamaian dan keamanan kawasan,” katanya.

Menurut Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dalam laporan Asia Maritime Transparancy Initiative, Badan Informasi Sumber Daya Alam dan Energi AS mencatat Laut Cina Selatan memiliki 5,3 triliun meter kubik cadangan gas dan 11 miliar barel minyak di sepanjang wilayah Laut Cina Selatan yang disengketakan.

Sementara Badan Survei Geologi AS pada 2012 memperkirakan 4,5 triliun meter kubik gas alam cair dan 12 miliar barel minyak di bawah Laut Cina Selatan. [tc]